Membuat Pupuk Kompos. Foto: Liputan6 ©2020 Merdeka.com
|
(CAKAPLAH) - Pemerintah negara bagian New York, Amerika Serikat mengizinkan jasad manusia dijadikan kompos. New York merupakan negara bagian terbaru yang mengeluarkan kebijakan ini.
Seseorang sekarang bisa mengubah jasadnya menjadi tanah yang akan diproduksi sebagai pupuk kompos setelah kematiananya. Ini dipandang sebagai alternatif ramah lingkungan daripada dikuburkan atau kremasi.
Dikenal juga sebagai "reduksi organik alamiah", praktik ini akan membiarkan jasad membusuk selama beberapa minggu setelah ditutup dalam sebuah wadah.
Dikutip dari BBC, Senin (2/1), kebijakan ini mendapat persetujuan dari Gubernur New York, Kathy Hochul pada Sabtu. New York menjadi negara bagian keenam di AS yang mengizinkan praktik ini setelah Washington, Colorado, Oregon, Vermont, dan California.
Proses pengolahan jasad manusia menjadi kompos ini akan berlangsung di fasilitas khusus. Jasad akan ditempatkan di sebuah tempat tertutup dengan sejumlah bahan terpilih seperti serpihan kayu, alfalfa dan rumput jerami, dan secara bertahap terurai di bawah aksi mikroba.
Setelah sekitar sebulan, dan proses pemanasan membunuh setiap bakteri atau virus yang menular, keluarga atau ahli waris, kompos akan diberikan ke keluarga yang meninggal. Kompos ini bisa digunakan untuk menanam bunga, sayur, dan pohon.
Recompose, perusahaan AS yang mengelola proses ini, mengatakan jasa mereka bisa menghemat satu ton karbon dibandingkan dengan kremasi atau pemakaman biasa.
Emisi karbon dioksida atau CO2 ini merupakan penyumbang utama perubahan iklim, karena memerangkap panas Bumi dalam efek rumah kaca.
Pemakaman tradisional juga memerlukan peti mati yang membutuhkan kayu, lahan, dan sumber daya alam lainnya.
Sedangkan untuk proses pembuatan kompos jasad manusia ini tidak hanya ramah lingkungan, tapi lebih praktis, apalagi di kota-kota yang lahan pemakamannya terbatas.
Uskup Katolik di negara bagian New York menentang legislasi ini, mengatakan jasad manusia seharusnya tidak diperlakukan seperti "sampah rumah tangga".
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Merdeka.com |
Kategori | : | Internasional, Serba Serbi |