PEKANBARU (CAKAPLAH) - Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru Muflihun mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di musim penghujan seperti sekarang ini. Orang nomor satu di Pekanbaru tersebut mengingatkan masyarakat agar jangan sampai membiarkan air tergenang.
"Saat ini curah hujan tinggi, kita minta masyarakat untuk mewaspadai DBD. Kita mengimbau masyarakat agar jangan membiarkan air tergenang," ujar Muflihun, Jumat (1/12/2023).
Kalau ada kaleng terbuka itu ditanam, dibuang, jangan sampai dibiarkan itu jadi sarang nyamuk. "Karena nyamuk kan sukanya di air tergenang. Makanya kaleng-kaleng itu tolong ditimbun dan dibuang. Jangan sampai itu jadi sarang nyamuk," Cakapnya.
Selain itu, masyarakat juga diajak bersama-sama mengatasi banjir yang ada di Pekanbaru. Minimal kalau ada sampah depan rumah, agar itu diangkat dan dikeluarkan dari paritnya.
"Kalau ada sedimen pasir tinggi tolong cangkul dan keluarkan. Saya rasa ini ya, kalau air udah gak tergenang, maka DBD akan berkurang. Jadi ada lingkarannya seperti itu. Malau ada sampah berserak, parit tergenang, DBD juga akan tinggi," sebutnya.
Disampaikan Muflihun lagi, dirinya meminta semua pihak punya tanggung jawab untuk menyelesaikan banjir. "Karena banjir itu terindikasi semua karena tersumbatnya saluran, tersumbat oleh sampah. Ayo kita sama-sama peduli," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru memastikan hingga bulan November tahun 2023 ini tak ada kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah setempat.
"Jadi untuk Pekanbaru dari hasil pantauan kita dan dari laporan seluruh Fasilitas Kesehatan (faskes) baik itu puskesmas maupun rumah sakit, Alhamdulillah tak ada kasus meninggal akibat DBD," ujar Kepala Diskes Kota Pekanbaru Zaini Rizaldy, Kamis (30/11/2023).
Ia mengatakan sampai dengan pekan kemarin (pekan ke-47), jumlah DBD di Pekanbaru sebanyak 257 orang dan ini tidak lah naik secara signifikan.
"Apalagi laporan dari Faskes tersebut tak ada kasus meninggal dunia, Alhamdulillah. Walaupun kita dapat informasi dari provinsi di kabupaten kota lain di Riau itu ada yang meningkat bahkan kasus kematiannya juga meningkat sampai belasan orang. Untuk kita Pekanbaru Alhamdulillah tak ada," Cakapnya.
Dikatakan Zaini Rizaldi, jika dibandingkan dengan tahun lalu, kasus DBD di Pekanbaru justru ada penurunan. Kalau tahun lalu di pekan ke 47 itu kasusnya ada 5 kasus tapi tahun ini hanya 2 kasus. Kemudian di pekan 46 itu tahun lalu ada 12 kasus sementara tahun ini 5 kasus.
"Sebagai gambaran sampai Desember di tahun lalu sebanyak 795 kasus sementara di kita sampai dengan bulan November sebanyak 257 kasus. Mudah-mudahan selama 1 bulan kedepan tidak adalagi bertambah. Artinya kan selisihnya jauh bukan meningkat tapi menurun dibandingkan tahun lalu," jelasnya.
Tapi walaupun demikian pihaknya tetap mengimbau masyarakat apalagi saat ini masuk musim pancaroba, dimana cuaca gampang sekali berubah. Dari panas menjadi hujan kemudian hujan, panas lagi.
"Apalagi kalau seandainya lingkungan kita tak dijaga ini nanti jadi sarang perkembangan nyamuk Aedes aegypti. Dan yang kita khawatirkan bukan hanya nyamuk DBD tapi adalagi yang bisa ditularkan oleh nyamuk tersebut yaitu penyakit chikungunya," terangnya.
"Inilah yang harus kita waspadai bagaimana lingkungan di rumah kita maupun di sekitar rumah kita pastikan tidak merupakan tempat perkembangbiakan sarang nyamuk," imbuhnya.
Dikatakan Zaini lagi, kunci utama mengendalikan DBD ini adalah tentunya 3 M plus. Yaitu Menguras, Mengubur, Menanam dan Membersikan tempat penampungan air.
"Harapan kita dengan air yang dibersihkan, air yang berganti sehingga tak bisa nyamuk bertelur dan kalaupun ada telurnya, itu terbuang tak jadi jentik dan tentunya jika tak ada jentik, pasti tak ada DBD," pungkasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Kota Pekanbaru |