PEKANBARU (CAKAPLAH) - PolMark Indonesia baru saja merilis hasil survey yang mereka lakukan untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2018.

Dari data yang dipublis Polmark Indonesia, menyebutkan Syamsuar-Edy Nasution meraih elektabilitas tertinggi yakni 27,4 persen. Diikuti oleh pasangan Firdaus-Rusli Efendi 13,3 persen kemudian Lukman-Edy 8,9 persen dan Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno 8,5 persen. Sementara 41,9 persen belum menentukan pilihan.

Rilis hasil survey tersebut dilakukan langsung oleh CEO Polmark Indonesia, Eep Saefullah Fatah, dalam konferensi pers di Hotel Premiere, Pekanbaru, Rabu (20/6/2018). Disebutkan selain memiliki elektabilitas tertinggi, pasangan Syamsuar-Edy Nasution juga menjadi pasangan yang paling disukai oleh masyarakat dengan persentasi 40,3 persen.

Hasil survey tersebut langsung menjadi pembicaraan warganet. Bukan karena siapa yang berpeluang memenangkan Pilkada Gubernur Riau yang tinggal menunggu hari. Akan tetapi beberapa data yang dipublis lembaga tersebut membuat kalimat yang tidak 'nyambung' dengan Pilgub Riau.

Seperti dalam pertanyaan kepada responden tentang alasan memilih pasangan Syamsuar-Edy Nasution. Salah satunya adalah "diyakini mampu menjadikan Bandung yang lebih baik".

Hal yang sama juga terdapat pada jawaban responden terhadap alasan memilih Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno. Disitu ditulis, "Diyakini mampu menjadikan Bandung yang lebih baik".

Begitu sreenshot hasil survey tersebut beredar banyak warga terutama warganet yang meragukan hasil survey tersebut.

"Jangan-jangan ini survey hasil copy paste dari Pilkada Bandung atau Pilkada Jawa Barat. Masak survey sekelas Polmark seperti ini," kata salah seorang warga Riau dalam diskusi di WhatsApp Grup.

Menanggapi hal tersebut, tim Polmark Indonesia, Aliya Soraya saat dikonfirmasi CAKAPLAH.com mengatakan hal tersebut murni karana kesalahan ketik. "Staf yang memindahkan dari excel ke keynote typo, itu murni hanya kesalahan ketik," katanya.

Hal yang sama juga disampaikan, tim Polmark lainnya, Ariana yang mengatakan bahwa terjadi typo atau kesalahan ketik olehstaf yang memindahkan data.

"Selebihnya, PolMark Indonesia mempertaruhkan kredibilitasnya untuk menjaga kualitas semua hasil survei selama ini. Di manapun," cakapnya.

Sementara itu, Direktur Riset PolMark Indonesia, Eko Bambang Subiyantoro juga mengklarifikasi terkait adanya kata-kata Bandung dalam hasil survey di Pilgub Riau.

"Benar bahwa tadi pagi hingga siang hari (Rabu, 20/6/2018) telah diadakan Diskusi Publik hasil survei PolMark Research Center - PolMark Indonesia untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2018 di Hotel Premiere, Pekanbaru, Riau Beberapa kesalahan cetak pada undangan sama sekali tidak mencederai forum itu. Hampir semua pekerja pers yang diundang telah hadir dan terlibat aktif dalam diskusi tersebut," terangnya dalam keterangan resminya kepada CAKAPLAH.COM.

Pada saat diskusi berlangsung pihak PolMark Indonesia juga menyebarkan softcopy cuplikan hasil survei yang dipresentasikan Founder dan CEO PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, dalam Diskusi Publik itu.

Staf PolMark Research Center telah melakukan kesalahan pengetikan dalam salah satu slide. Setelah ditelusuri kesalahan hanya pada penulisan nama wilayah dalam salah satu jawaban responden.

"Datanya sendiri benar, tapi saat dipindahkan dari file Excel ke Keynote untuk presentasi terjadi kesalahan penulisan," cakapnya lagi.

Selebihnya, PolMark Indonesia mempertaruhkan kredibilitasnya berkaitan dengan publikasi hasil survei ini. Seluruh hasil survei yang dipublikasikan ini sepenuhnya dapat pertanggungjawabkan.

Selebihnya sejarah yang akan memberikan vonisnya seberapa kredibel survei tersebut.

"Untuk catatan, Polmark telah mempertaruhkan kredibilitas dan memberikan pertanggungjawaban etik, moral dan profesional  di berbagai pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah," tukasnya.