Jembatan Antara Kebudayaan dan Bentang Alam
Kamis, 20 September 2018 07:51 WIB
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Tradisi lisan Melayu kaya akan makna. Di antaranya pantun yang memiliki kesamaan dengan Haiku Jepang, disusun berdasarkan formula baku – berupa sajak empat baris, dibacakan dengan ritme yang sama, dengan delapan hingga 12 suku kata di setiap barisnya, baris pertama dan ketiga serta baris kedua dan keempat memiliki rima yang sama. Pantun adalah perandaian. Bagi yang tidak mengerti, makna pantun mungkin terlihat kabur. Namun bagi Al Azhar, pantun adalah seni pengungkapan hubungan manusia dengan alam, termasuk keterkaitan antara keduanya.
“Saya menemukan hakikat ekologis dalam sastra lisan. Ketika saya masih kecil, di sekolah, saya belajar sastra pada seseorang yang inspiratif. Orang tersebut membuat saya mengerti, bahwa sastra adalah sebuah pintu menuju kebebasan dalam berpikir. Kemudian, ketika saya beranjak dewasa, saya menyadari bahwa satra juga membawa pada penjara lain, yaitu: ilmu pengetahuan,” ujar Al Azhar.
Al Azhar tidak memisahkan antara sastra dan konservasi hutan, sebuah jembatan yang tidak biasa untuk dilalui, namun yang telah memberinya sebuah perspektif khas pada perannya sebagai salah satu anggota Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (Stakeholder Advisory Committee, SAC) APRIL.
“Saya percaya bahwa lingkungan hidup saat ini tengah berada dalam krisis”, lanjutnya. “Dan saya percaya bahwa kerusakan lingkungan hidup adalah kerusakan budaya, kerusakan jiwa, pikiran, dan peradaban. Karena hal tersebutlah maka saya memutuskan untuk bergabung dengan grup ini – karena saya ingin membantu memulihkan sebagian kecil dari kerusakan ini, dan saya percaya bahwa perusahaan ini berupaya membuka jalan untuk perubahan yang diperlukan.” Kata Al Azhar.
Al Azhar lahir di sebuah desa kecil, Kampung, di Riau, dan bersekolah di sekolah terdekat. Kanan-kirinya hutan, dan seperti anak seusianya, ia sering keluar-masuk hutan. ‘Alam’ sangat melekat pada dirinya sejak masih kanak-kanak. Dengan kemampuan akademisnya, ia kemudian melanjutkan pendidikan di sebuah perguruan tinggi di Riau untuk belajar Sastra Indonesia.
“Dalam budaya Melayu, sejarah tidak hanya ditulis seperti dalam perspektif budaya Barat, namun juga dituturkan dan dilantunkan dalam bentuk puisi, kisah-kisah, dan nyanyian pengantar tidur. Di sinilah saya menemukan kecintaan pada pantun, dan sejak itu ketertarikan saya terhadap tradisi lisan Melayu berkembang. Saya yakin bahwa saya merasakan hubungan antara ketertarikan saya terhadap tradisi lisan tersebut dan lingkungan masa kecil saya. Kebanyakan pantun menyajikan hubungan intrinsik antara manusia, masyarakat, lingkungan, dan dunia sebagai semestanya. Di dalam sastra lisan terkandung ajaran mengenai bagaimana bentang alam dapat dikelola, sehingga tercipta sebuah keseimbangan antara manusia dan alam, dan manfaat atas keduanya. Kita sepertinya telah kehilangan pengetahuan itu.” Jelas Al Azhar.
Setelah menyelesaikan pendidikannya dia mengajar Sastra di Pekanbaru. Pada tahun 1989 dan telah menikah, ia mendapatkan tawaran untuk melanjutkan studi magisternya di Universitas Leyden, Belanda. “Saya masih ingat musim dinginnya yang menggigilkan”, ujarnya.
Ia belajar di Jurusan Sastra Asia Tenggara dan Oseania, salah satu dari dua orang Indonesia di Fakultas Sastra. Setelah meraih gelar magisternya, ia kemudian mengajar mata kuliah bahasa, sastra dan kebudayaan Melayu; dan sastra Indonesia modern dan klasik. Al Azhar menetap di Belanda selama empat tahun dan mendapatkan tawaran untuk melanjutkan studi doktornya, namun eskalasi politik di Indonesia memaksanya kembali ke Pekanbaru. Ia pun melanjutkan penelitiannya mengenai tradisi lisan Melayu.
Al Azhar percaya bahwa pemahaman tentang perbedaan antara sastra lisan dan tulisan membuka matanya kepada ekologi tempat sastra itu tumbuh. “Sastra lisan tidak dapat dipisahkan dari hutan dan masyarakat. Jika kamu mendengarkan cerita lisan, kamu akan mendengar dan melihat pepohonan, burung-burung, bunga-bunga, manusia, sebagai kesatuan. Sastra tulisan tidak memilikinya,” ucap Al Azhar.
Sastra lisan penuh dengan perandaian. “Bumi bukan sekedar tanah, namun seorang ibu’ ucapnya. Langit adalah perwakilan seorang ayah. Pohon adalah jembatan di antara keduanya. Saya pikir, permasalahan lingkungan di Indonesia saat ini tidak hanya soal ‘berapa banyak’ atau ‘berapa luas’, namun lebih tentang kehilangan hubungan antara hutan dan lingkungannya yang lebih luas,” terang Al Azhar.
Ia percaya bahwa kebijakan terdahulu telah membawa kerusakan meluas atas sumber daya alam demi kepentingan perbaikan ekonomi. Sebuah tujuan yang mulia, namun dilakukan dengan cara yang salah. Permasalahannya adalah bahwa pemerintah merasa akan ada dampak positif dari perusahaan besar yang memanfaatkan sumber daya alam negeri ini, namun hal tersebut tidak berlaku seperti yang diharapkan karena kegagalan pemerataan kesejahteraan yang lebih baik.
Al Azhar, yang pada dasarnya adalah seorang akademisi dan seorang religius, mengambil langkah yang tidak biasa dengan bergabung pada sebuah badan penasihat karena Al Azhar percaya dapat memberikan sebuah perspektif yang berbeda untuk dicermati.
“Saya ingin melihat apakah saya dapat mengarahkan mereka untuk memberikan akses lebih luas kepada masyarakat. Orang-orang bergabung dalam perusahaan besar untuk mewujudkan keinginan memperbaiki taraf kehidupan. Saya merasa diberi peluang untuk membantu perusahaan yang menurut saya dapat memberikan sejumlah perubahan yang diperlukan,” tuturnya.
Ia juga seorang realis. Ia menerima kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan besar tidak akan menghilang begitu saja. “Kami tidak dapat hidup di dunia dengan kepura-puraan dan menganggap semua akan baik-baik saja jika mereka (perusahaan besar) tidak ada. Pilihan terbaik kita adalah membantu mereka berubah, jika mereka memiliki niat untuk melakukannya. Mungkin sebagai seorang anggota SAC, saya dapat menyumbangkan ide-ide untuk membantu perusahaan menuju ke arah yang saya rasa benar. Mayoritas dari apa yang kita diskusikan dalam dunia lingkungan hidup yang lebih luas adalah tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada masa lalu. Suatu bisnis usaha harus bergerak selaras dengan lingkungan hidupnya, termasuk orang-orang yang bekerja di dalamnya, masyarakat sekitar, dan bentang alam tempatnya berada dan bergantung,” terangnya.
Al Azhar adalah seorang yang optimis. Ketika ia menyadari dinamika antara bisnis dan lingkungan merupakan hal yang menuntut kesabaran, dan diperlukan dukungan kebijakan publik, ia percaya bahwa perubahan dan realisasi sedang berjalan. Pertanyaannya adalah, seberapa cepatkah? Saat ini saya rasa langkahnya melambat, namun saya berharap akan ada kemajuan. Saya yakin, harus ada kemajuan,” tutupnya.
“Saya menemukan hakikat ekologis dalam sastra lisan. Ketika saya masih kecil, di sekolah, saya belajar sastra pada seseorang yang inspiratif. Orang tersebut membuat saya mengerti, bahwa sastra adalah sebuah pintu menuju kebebasan dalam berpikir. Kemudian, ketika saya beranjak dewasa, saya menyadari bahwa satra juga membawa pada penjara lain, yaitu: ilmu pengetahuan,” ujar Al Azhar.
Al Azhar tidak memisahkan antara sastra dan konservasi hutan, sebuah jembatan yang tidak biasa untuk dilalui, namun yang telah memberinya sebuah perspektif khas pada perannya sebagai salah satu anggota Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (Stakeholder Advisory Committee, SAC) APRIL.
“Saya percaya bahwa lingkungan hidup saat ini tengah berada dalam krisis”, lanjutnya. “Dan saya percaya bahwa kerusakan lingkungan hidup adalah kerusakan budaya, kerusakan jiwa, pikiran, dan peradaban. Karena hal tersebutlah maka saya memutuskan untuk bergabung dengan grup ini – karena saya ingin membantu memulihkan sebagian kecil dari kerusakan ini, dan saya percaya bahwa perusahaan ini berupaya membuka jalan untuk perubahan yang diperlukan.” Kata Al Azhar.
Al Azhar lahir di sebuah desa kecil, Kampung, di Riau, dan bersekolah di sekolah terdekat. Kanan-kirinya hutan, dan seperti anak seusianya, ia sering keluar-masuk hutan. ‘Alam’ sangat melekat pada dirinya sejak masih kanak-kanak. Dengan kemampuan akademisnya, ia kemudian melanjutkan pendidikan di sebuah perguruan tinggi di Riau untuk belajar Sastra Indonesia.
“Dalam budaya Melayu, sejarah tidak hanya ditulis seperti dalam perspektif budaya Barat, namun juga dituturkan dan dilantunkan dalam bentuk puisi, kisah-kisah, dan nyanyian pengantar tidur. Di sinilah saya menemukan kecintaan pada pantun, dan sejak itu ketertarikan saya terhadap tradisi lisan Melayu berkembang. Saya yakin bahwa saya merasakan hubungan antara ketertarikan saya terhadap tradisi lisan tersebut dan lingkungan masa kecil saya. Kebanyakan pantun menyajikan hubungan intrinsik antara manusia, masyarakat, lingkungan, dan dunia sebagai semestanya. Di dalam sastra lisan terkandung ajaran mengenai bagaimana bentang alam dapat dikelola, sehingga tercipta sebuah keseimbangan antara manusia dan alam, dan manfaat atas keduanya. Kita sepertinya telah kehilangan pengetahuan itu.” Jelas Al Azhar.
Setelah menyelesaikan pendidikannya dia mengajar Sastra di Pekanbaru. Pada tahun 1989 dan telah menikah, ia mendapatkan tawaran untuk melanjutkan studi magisternya di Universitas Leyden, Belanda. “Saya masih ingat musim dinginnya yang menggigilkan”, ujarnya.
Ia belajar di Jurusan Sastra Asia Tenggara dan Oseania, salah satu dari dua orang Indonesia di Fakultas Sastra. Setelah meraih gelar magisternya, ia kemudian mengajar mata kuliah bahasa, sastra dan kebudayaan Melayu; dan sastra Indonesia modern dan klasik. Al Azhar menetap di Belanda selama empat tahun dan mendapatkan tawaran untuk melanjutkan studi doktornya, namun eskalasi politik di Indonesia memaksanya kembali ke Pekanbaru. Ia pun melanjutkan penelitiannya mengenai tradisi lisan Melayu.
Al Azhar percaya bahwa pemahaman tentang perbedaan antara sastra lisan dan tulisan membuka matanya kepada ekologi tempat sastra itu tumbuh. “Sastra lisan tidak dapat dipisahkan dari hutan dan masyarakat. Jika kamu mendengarkan cerita lisan, kamu akan mendengar dan melihat pepohonan, burung-burung, bunga-bunga, manusia, sebagai kesatuan. Sastra tulisan tidak memilikinya,” ucap Al Azhar.
Sastra lisan penuh dengan perandaian. “Bumi bukan sekedar tanah, namun seorang ibu’ ucapnya. Langit adalah perwakilan seorang ayah. Pohon adalah jembatan di antara keduanya. Saya pikir, permasalahan lingkungan di Indonesia saat ini tidak hanya soal ‘berapa banyak’ atau ‘berapa luas’, namun lebih tentang kehilangan hubungan antara hutan dan lingkungannya yang lebih luas,” terang Al Azhar.
Ia percaya bahwa kebijakan terdahulu telah membawa kerusakan meluas atas sumber daya alam demi kepentingan perbaikan ekonomi. Sebuah tujuan yang mulia, namun dilakukan dengan cara yang salah. Permasalahannya adalah bahwa pemerintah merasa akan ada dampak positif dari perusahaan besar yang memanfaatkan sumber daya alam negeri ini, namun hal tersebut tidak berlaku seperti yang diharapkan karena kegagalan pemerataan kesejahteraan yang lebih baik.
Al Azhar, yang pada dasarnya adalah seorang akademisi dan seorang religius, mengambil langkah yang tidak biasa dengan bergabung pada sebuah badan penasihat karena Al Azhar percaya dapat memberikan sebuah perspektif yang berbeda untuk dicermati.
“Saya ingin melihat apakah saya dapat mengarahkan mereka untuk memberikan akses lebih luas kepada masyarakat. Orang-orang bergabung dalam perusahaan besar untuk mewujudkan keinginan memperbaiki taraf kehidupan. Saya merasa diberi peluang untuk membantu perusahaan yang menurut saya dapat memberikan sejumlah perubahan yang diperlukan,” tuturnya.
Ia juga seorang realis. Ia menerima kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan besar tidak akan menghilang begitu saja. “Kami tidak dapat hidup di dunia dengan kepura-puraan dan menganggap semua akan baik-baik saja jika mereka (perusahaan besar) tidak ada. Pilihan terbaik kita adalah membantu mereka berubah, jika mereka memiliki niat untuk melakukannya. Mungkin sebagai seorang anggota SAC, saya dapat menyumbangkan ide-ide untuk membantu perusahaan menuju ke arah yang saya rasa benar. Mayoritas dari apa yang kita diskusikan dalam dunia lingkungan hidup yang lebih luas adalah tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada masa lalu. Suatu bisnis usaha harus bergerak selaras dengan lingkungan hidupnya, termasuk orang-orang yang bekerja di dalamnya, masyarakat sekitar, dan bentang alam tempatnya berada dan bergantung,” terangnya.
Al Azhar adalah seorang yang optimis. Ketika ia menyadari dinamika antara bisnis dan lingkungan merupakan hal yang menuntut kesabaran, dan diperlukan dukungan kebijakan publik, ia percaya bahwa perubahan dan realisasi sedang berjalan. Pertanyaannya adalah, seberapa cepatkah? Saat ini saya rasa langkahnya melambat, namun saya berharap akan ada kemajuan. Saya yakin, harus ada kemajuan,” tutupnya.
Penulis | : | Rilis/ADV |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Lingkungan, Serba Serbi, Riau |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: redaksi@cakaplah.com
Berita Terkait
Rabu, 30 November 2022 17:42 WIB
Transformasi Industri Tekstil Memerlukan Aksi Kolaboratif
Sabtu, 25 Maret 2023 15:41 WIB
Kemenparekraf dan APR Gandeng API Riau Latih 30 UMKM Fesyen
Minggu, 29 Januari 2023 21:31 WIB
Peringati K3 Nasional, Capella Honda Berikan Edukasi Keselamatan Berkendara Karyawan PT RAPP
Kamis, 24 November 2022 09:37 WIB
PT RAPP Raih Penghargaan Riau Investment Award 2022
Selasa, 28 Februari 2023 13:17 WIB
Dukung Pemerintah Turunkan Angka Stunting, PT RAPP Gelar Mini Loka Karya 3 Hari
Minggu, 13 November 2022 15:09 WIB
APRIL Group Bagikan Upaya Tata Kelola Keberlanjutan mengenai Mitigasi Iklim di Net Zero Summit
Rabu, 22 Februari 2023 22:29 WIB
Ini Dia Para Pemenang Anugerah Jurnalistik APRIL-APR 2022
Rabu, 07 Desember 2022 08:47 WIB
Terima Penghargaan National Lighthouse, APR Jadi Role Model Industri 4.0 Indonesia
Senin, 13 Maret 2023 16:53 WIB
Daftar e-PINTAR Tanoto Foundation, Tingkatkan Kompetensi Guru
Minggu, 14 Agustus 2022 13:05 WIB
Pengunjung Kagumi Program Penanggulangan Karhutla APRIL Group
Sabtu, 08 Oktober 2022 21:37 WIB
Melayu Chef Association Riau Perkenalkan Tiga Menu Rendah Kalori, Cocok untuk Diet
Selasa, 15 November 2022 10:11 WIB
Di B20, Anderson Tanoto Paparkan Pentingnya Peran Swasta Mendukung Ekonomi Berkelanjutan
Senin, 21 November 2022 08:26 WIB
Kemenkes Anugerahi PT RAPP Penghargaan Mitra Bhakti Husada
Minggu, 18 Desember 2022 14:16 WIB
LAMR Diminta Bentuk Organisasi Sayap Mahasiswa
Selasa, 07 Februari 2023 10:43 WIB
Kadisdikbud Pelalawan Apresiasi SMAPTA di Malam Penganugerahaan
Selasa, 22 November 2022 10:04 WIB
PT RAPP Ajak Generasi Muda Lawan Narkoba dan Bullying
Kamis, 16 Maret 2023 10:56 WIB
Lantik Komite Narkotika, Direktur RAPP: Wujud Kepedulian dalam Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba
Kamis, 18 Agustus 2022 09:16 WIB
Mengintip Aktivitas "Gajah Terbang" di Hutan Riau
Senin, 19 Desember 2022 16:13 WIB
Gubri Apresiasi RAPP Teken MoU Program Konservasi Bersama Masyarakat
Selasa, 14 Februari 2023 15:34 WIB
Selama Gelaran MTQ, ASN Pemko Pekanbaru Diinstruksikan Pakai Baju Melayu
Sabtu, 24 September 2022 11:42 WIB
PT RAPP Gelar ToT untuk Fasilitator Kampar, Kuansing, dan Meranti
Kamis, 02 Februari 2023 21:03 WIB
Mudarat Bisa Merenggut Nyawa, LAMR Minta Pemerintah Hentikan Balap Liar
Kamis, 29 Desember 2022 18:24 WIB
LAMR Keluarkan Hasil Musker 2022, dari Persoalan HGU Hingga Rekom Bagi Calon Kepala Daerah
Sabtu, 24 September 2022 21:30 WIB
Program School Improvement PT RAPP Diharapkan Sentuh Semua Sekolah di Riau
Sabtu, 11 Maret 2023 09:21 WIB
RAPP Raih 2 Penghargaan Pelalawan Tax Award
Minggu, 05 Maret 2023 16:33 WIB
Antisipasi Kecelakaan Kerja Terjadi Lagi, Disnakertrans Riau Bentuk Tim Satgas K3
Minggu, 11 Desember 2022 21:20 WIB
Dua Desainer Riau Terima Beasiswa Fashion APR ke IFI Bandung
Sabtu, 28 Januari 2023 08:03 WIB
Disnaker Pelalawan Apresiasi Peningkatan Komitmen K3 di PT RAPP
Kamis, 09 Maret 2023 17:43 WIB
Kagum Pengaruh RAPP bagi Perkembangan Pelalawan, Kapolda Riau: Luar Biasa, Kami harus Menjaga Investasi Ini
Jum'at, 07 April 2023 09:20 WIB
Masa Jabatan LAMR Siak Berakhir, Tan Seri Syahril Tunjuk Datuk Abubakar Persiapkan Musda
Jumat, 29 September 2023
Komisi II Usul Kementerian ATR/BPN dan KLHK Kolaborasi Selesaikan Redistribusi Tanah
Jumat, 29 September 2023
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan Melalui P3S
Kamis, 28 September 2023
TikTok Shop Cs Dilarang, Ketua DPR Berharap Aturan Baru Ciptakan Keseimbangan Pasar Digital dan Konvensional
Kamis, 21 September 2023
Ancaman DBD Meningkat, Puan Dorong Sosialisasi Masif Tekan Risiko Kematian
Berita Pilihan
Selasa, 26 April 2022
DPRD Dukung Pemprov Riau Tindak Tegas PKS Nakal, Kalau Melanggar Cabut Izin !
Selasa, 26 April 2022
Polemik Rotasi AKD DPRD Riau, Sugeng Pranoto: Hari Kamis Paripurna
Selasa, 26 April 2022
Sikapi Turunnya Harga Sawit di Riau, Ini Upaya Gubri
Selasa, 26 April 2022
CPNS dan PPPK Baru di Rohul Dipastikan Tak Terima THR, Ini Sebabnya...
Selasa, 26 April 2022
Sambut Mudik Lebaran, HK Operasikan 2 Ruas JTTS, Termasuk Tol Pekanbaru-Bangkinang
Senin, 28 Maret 2022
Ibu Muda Ini Ditangkap Polisi Usai Simpan Narkotika di Kandang Anjing
Minggu, 27 Maret 2022
Polda Riau Tingkatkan Kasus Jembatan Selat Rengit Meranti ke Penyidikan
Selasa, 26 April 2022
PPKM Level 2 Kota Pekanbaru Berlanjut hingga 9 Mei
Selasa, 26 April 2022
Parisman: 10 Tahun Visioner yang Menenggelamkan Pekanbaru
Topik
Selasa, 07 November 2023
Riau Terima Penghargaan Bhumandala Award 2023
Senin, 12 Desember 2022
Kapolda Riau Resmikan Kantor Pelayanan Terpadu Polres Rohil di Bagansiapiapi
Selasa, 08 Januari 2019
Penerimaan Pajak Air Tanah Pekanbaru 2018 Meningkat
Minggu, 06 Januari 2019
Mega Training 'Magnet Rezeki'
Kamis, 25 April 2024
Plt Bupati Asmar Hadiri Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah di Surabaya
Kamis, 25 April 2024
Disdik Pekanbaru Minta Sekolah yang Gelar Halal Bi Halal Tak Ganggu Jam Belajar
Rabu, 24 April 2024
Kapolres Siak AKBP Asep Sujarwadi SIK MSI Pimpin Rapat Anev dan Sampaikan Pesan Atensi Kapolda Riau
Rabu, 24 April 2024
Seminar Bersama Pandu Digital Madya, Memahami Literasi Digital Sektor Pendidikan
Minggu, 07 April 2024
Pererat Silaturahmi, Siwo PWI Riau Gelar Buka Bersama BJB dan PSSI
Kamis, 04 April 2024
5 Ide Resep Masakan Pakai Rice Cooker, Cocok untuk Anak Kos!
Kamis, 04 April 2024
Rekomendasi Fashion Wanita Zaman Sekarang
Jumat, 29 Maret 2024
Pengusaha Wanita di Riau Bagi-bagi Takjil Gratis kepada Pengguna Jalan
Kamis, 02 Maret 2023
Wadah Menyalurkan Bakat, Ketua DPRD Riau Yulisman Hadiri Festival Musik Akustik di SMA Negeri 1 Pasir Penyu Inhu
Rabu, 01 Maret 2023
Rapat Paripurna, DPRD Provinsi Riau Umumkan Reses Masa Persidangan I Tahun 2023
Selasa, 28 Februari 2023
Kunjungi Kemendikbud, Komisi V DPRD Riau Bahas Persoalan PPDB
Kamis, 23 Februari 2023
Disdik Gelar Pelatihan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SD Se-Kota Pekanbaru
Kamis, 25 April 2024
Rekomendasi HP Samsung Terbaik di Harga 2 Jutaan, Apa Saja?
Sabtu, 20 April 2024
7 Keunggulan Samsung Galaxy S23 Ultra, Dapatkan di Blibli
Kamis, 29 Februari 2024
Telkomsel dan ZTE Wujudkan Pengalaman Gigabit yang Andal dan Efisien
Selasa, 20 Februari 2024
Samsung Hadirkan Galaxy S24 Series dengan Kecerdasan Software Canggih
Kamis, 18 April 2024
Ini Dia Manfaat Merawat Gigi, Yuk, Kunjungi Klinik Gigi Terdekat Sekarang!
Kamis, 22 Februari 2024
Pemula di Dunia Yoga? Inilah Panduan Cara Memilih Matras Yoga yang Tepat
Sabtu, 27 Januari 2024
Cegah Resistensi, Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak
Senin, 15 Januari 2024
14 Persiapan Penting Awal Kehamilan untuk Calon Ibunda dan Buah Hati
Kamis, 25 April 2024
Politeknik Pengadaan Nasional Beri Diskon 30 Persen untuk Anak ASN, TNI dan Polri
Rabu, 24 April 2024
UMRI Resmikan Sekolah Pascasarjana Prodi Magister Manajemen dan Kewirausahaan
Rabu, 24 April 2024
Unilak Dukung Program Literasi Digital Sektor Pendidikan bagi Gen Z
Sabtu, 06 April 2024
Rangkaian Ramadan Ceria Umri Berakhir, 5.000 Orang Terima Manfaat
Rabu, 03 Mei 2023
Kompilasi Semarak Silaturahmi Satu HATI, CDN Bangkinang Santuni Anak Yatim
Rabu, 05 April 2023
Safari Ramadan, PT Musim Mas Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin
Selasa, 04 April 2023
Telkomsel Siaga Rafi Sumbagteng Salurkan CSR untuk Panti Jompo bersama Dompet Dhuafa Riau
Jumat, 03 Maret 2023
Tingkatkan Kesehatan dan Budaya Lokal, Bank Mandiri Serahkan Bantuan ke Posyandu dan Grup Rebana
Jumat, 09 Februari 2024
Lika-liku 7 Perjalanan Asmara Ayu Ting Ting hingga Tunangan dengan Anggota TNI
Minggu, 28 Januari 2024
Huh Yunjin Bak Sehati Dengan Han So Hee Kala Cuma Pakai Dalaman Di Trailer LE SSERAFIM
Sabtu, 27 Januari 2024
Gigi Hadid dan Bradley Cooper Tak Sungkan Perlihatkan Kemesraan
Rabu, 24 Januari 2024
Park Ji-hyun Ungkap Persiapan Membinangi Drama Terbarunya
Terpopuler
01
Minggu, 21 April 2024 18:59 WIB
Pekan Depan BUMN China ke Riau, Tinjau Lokasi Jembatan Bengkalis-Pulau Sumatera
02
Senin, 22 April 2024 12:48 WIB
Harga Emas di Pekanbaru Melonjak, Tembus Rp3 Jutaan
03
Rabu, 24 April 2024 22:39 WIB
Kejagung Periksa Dua Pejabat Riau dan Kemendag Soal Importasi Gula PT SMIP
04
Selasa, 23 April 2024 11:29 WIB
Edarkan Sabu, Pasutri di Pekanbaru Dibui
05
Rabu, 24 April 2024 09:21 WIB
Ikuti SNBP, Siswa SMAN 8 Pekanbaru Terbanyak Lulus di UGM
Foto
Rabu, 09 Oktober 2019
Jadi Pimpinan DPRD Siak Dari Partai PAN, Ini Sosok Fairuz
Rabu, 09 Oktober 2019
Indra Gunawan Akan Berjuang Untuk Masyarakat dan Loyal Terhadap Partai
Rabu, 09 Oktober 2019
Ternando Jadi Anggota DPRD Siak Termuda dan Suryono Terpilih Dengan Suara Terkecil
Rabu, 09 Oktober 2019
Reaksi Pimpinan DPRD Siak Terkait PTPN V Buang Limbah Sembarangan
Senin, 14 Agustus 2023
Pengurus Masjid Nurul Ikhlas Kubang Minta Tunjuk Ajar ke Wagubri
Sabtu, 12 Agustus 2023
Gebyar Kandis Bersholawat Bakal Dihadiri Ribuan Jemaah NU
Senin, 31 Juli 2023
Mualaf Riau Butuh Pembinaan, Begini Caranya...
Sabtu, 29 Juli 2023
Mantan Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi Turut Saksikan Pengukuhan Pengurus Masjid Al-Hamidah Rejosari
Rabu, 13 Maret 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Harapkan Kinerja ASN Maksimal Selama Bulan Ramadan
Jumat, 08 Maret 2024
Pemko Pekanbaru Sudah Tetapkan Jam Kerja ASN Selama Ramadan 1445 H
Rabu, 28 Februari 2024
Pemko Pekanbaru Masih Tunggu Juknis Pusat Terkait Seleksi CPNS dan PPPK
Selasa, 27 Februari 2024
Kepala BKPSDM Dampingi Pj Walikota Terima Penghargaan Anugerah Kualitas Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Tahun 2023
Indeks Berita