Suasana di Masjid Nabawi, Madinah, Jumat 5 Juli 2019
|
(CAKAPLAH) – Cuaca panas ekstrem dan sengatan teriknya matahari merupakan kondisi yang mesti diwaspadai jemaah haji Indonesia. Sebab, suhu udara di Arab Saudi saat ini mencapai 42-45 derajat. Diperkirakan, pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2019, suhu panas di Kota Mekah bisa mencapai 50 derajat.
Namun, di tengah kondisi panas yang terik Arab Saudi, petugas haji Daerah Kerja (Daker) Madinah dan Bandara sempat 'disambut' hujan dan angin kencang dalam perjalanan dari Mekah menuju Madinah. Angin kencang yang membuat badai pasir itu sempat membatasi jarak padang.
Hujan deras dan angin kencang yang terjadi pada Jumat sore itu, membuat cuaca di Madinah relatif lebih lembap. Jemaah haji diharapkan tetap menjaga kondisi di tengah anomali cuaca di Arab Saudi.
"Mudah-mudahan ini petanda kondisi cuaca bisa lebih baik lagi," kata Kepala Daker Bandara, Arsyad Hidayat, saat diwawancarai tim MCH di Madinah, Jumat (5/7/2019) malam.
Arsyad mengatakan, kondisi panas terik, lalu tiba-tiba turun hujan disertai angin kencang memang sering terjadi di Arab Saudi. Berdasarkan pengakuan warga negara Indonesia yang tinggal di Madinah, cuaca seperti itu sering terjadi dalam beberapa waktu terakhir. "Bulan puasa kemarin terjadi hujan besar dan angin juga," ujarnya.
Terlepas dari anomali cuaca yang terjadi, Arsyad tetap mengimbau para jemaah untuk selalu mengantisipasi cuaca panas di Arab Saudi. Selalu menggunakan topi atau payung saat keluar pemondokan, dan jangan lupa sering mengkonsumsi air minum.
"Alhamdulillah ketersediaan air dari katering kita siapkan cukup banyak. Setiap kali makan juga selalu disiapkan. Tinggal jemaah harus rajin dan mau, jangan nanti mereka takut pipis sehingga mereka menahan untuk tidak minum terlalu banyak, ini saya kira akan jauh lebih buruk. Ini kebiasaan buruk jemaah kita seperti itu, takut pipis sehingga enggak mau minum," terang Arsyad.
Editor | : | Jef Syahrul |
Sumber | : | Viva.co.id |
Kategori | : | Internasional, Peristiwa |