PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pengamat politik dari Universitas Riau, Hasanuddin, menganalisa beberapa partai yang akan bisa bersaing pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 mendatang.
"Konfigurasi dengan cara perhitungan baru oleh KPU itu memang cukup menarik. Dengan elektoral parlementary treshold, di daerah pun akan berpola seperti itu. Bahwa tidak semua partai politik akan mendapatkan suara," ujar Hasanuddin saat berbincang dengan CAKAPLAH.com, selasa (24/07/2018).
Menurutnya, partai partai yang sudah mempunyai jaringan ke tingkat bawah itu yang akan memenangkan proses Pemilu.
"Partai Golkar diprediksi masih mempunyai kans menang tinggi. Juga bisa dilihat kompetitor dari pemilihan presiden, karena tidak bisa dipungkuri pemilihan presiden juga berpengaruh pada pilihan partai oleh masyarakat. Saya kira Gerindra juga berpeluang meraup suara banyak," cakapnya lagi.
Ia memprediksi sentimen primordialisme masih akan digunakan beberapa pihak pada Pileg mendatang. "Tapi apakah cukup berpengaruh pada persoalan ini, karena persoalannya kan partai Islam dan nasionalis juga menyebar di dalam lingkup provinsi Riau. Jadi pengelompokkan tetap akan terlihat," katanya lagi.
Disinggung mengenai apakah partai partai langganan Pemilu akan tetap kembali jaya, menurut Hasanuddin hal itu akan mengerucut.
"Kalau dibilang jaya saya pikir akan mengerucut, tidak semua partai nasionalis akan termasuk pada peta perolehan suara lumayan. Begitu pula dengan partai partai Islam. Tapi saya kira partai langgangan Pemilu masih mendominasi pada Pileg 2019 mendatang," cakapnya.