PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dewan Pimpinan Agung (DPA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau pimpinan Tan Seri Syahril Abubakar angkat bicara terkait berbagai persoalan yang terjadi di Riau belakangan ini.
Mulai dari persoalan bencana alam, hingga korupsi yang terjadi.
Untuk membahas itu, DPA LAM Riau sendiri menggelar majelis silaturahmi dengan LAMR Dumai, bersama para tokoh masyarakat.
"Dalam petuah amanah, saya sampaikan mari kita bermuhasabah, introspeksi diri pada Bulan Ramadan ini, karena banyak betul kejadian. Peristiwa di Riau yang menimbulkan keprihatinan, banyak betul cobaan kita beberapa bulan terakhir," kata Syahril Abubakar kepada CAKAPLAH.com, Ahad (9/4/2023).
Ia mengatakan, mulai dari banyaknya korban jiwa pekerja di Blok Rokan, ledakan kilang minyak Pertamina Dumai, sampai persoalan di-OTT-nya Kepala Daerah di Riau, harus dinadikan mubasabah diri.
Terlebih Riau akan menghadapi Pemilu pada tahun 2024 mendatang, maka LAM mengajak agar ke depan masyarakat benar-benar memilih pemimpin yang amanah. Harus dipilih pemimpin ke depan yang memahami masyarakat, kondisi dan menghargai kearifan lokal. Jangan sampai terpilih pemimpin yang nantinya mengobok - obok.
"Jangan sampai alam marah, sekarang kita sudah lihat sempat terjadi hujan es yang merusak bangunan yang dibangun oleh gubernur, terjadi ledakan minyak yang sebelumnya belum pernah terjadi sekuat itu. Itu tanda-tanda alam yang mengharuskan kita berintrospeksi diri," cakapnya.
"Baru - baru ini kita prihatin lagi, anak bangsa kita tersangkut dengan OTT. Pokoknya hari-hari belakangan ini kita pun tak paham lah dengan gonjang-ganjing yang mendera kampung kita ini. Kejadian di Blok Rokan, Pertamina Kilang, apalagi soal kerusakan jalan di Riau ini, persoalan pemerintah daerah, kita darurat kepemimpinan," cakapnya lagi.
Maka ke depan, kata Syahril, pihaknya meminta kepada pemerintah pusat untuk menunjuk Pj Gubernur yang benar-benar memahami tugas pokok, mengayomi masyarakat yang multi etnis, yang bisa menjembatani semua golongan.
"Maka kepada presiden, kita harapkan tolong kirim pejabat yang bukan kaleng-kaleng, yang paham, yang bisa menyelesaikan persoalan jalan rusak, menata ulang, dan menyelesaikan persoalan tanah ulayat yang sudah dipakai pengusaha ilegal sebanyak 1,2 juta hektar," paparnya.
Dalam forum silaturahmi tersebut, rombongan LAM Riau, bersama LAM Dumai dan tokoh masyarakat sekaligus menggelar buka bersama di balai adat LAMR Dumai.
Kegiatan yang diikuti sekitar 120 orang tersebut, sengaja tidak mengundang pihak pemerintah, karena menghargai edaran presiden terkait pejabat yang tidak diperkenankan menggelar buka puasa bersama.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau |