JAKARTA (CAKAPLAH) - Kalangan perbankan mengeluhkan lambannya pencairan dana likuiditas Pemerintah yang hingga saat ini baru teralokasi dibawah angka 30 persen, sehingga pemulihan ekonomi nasional masih terancam.
Hal itu terungkap pada diskusi upaya bersama menjaga likuiditas perbankan untuk menumbuhkan kembali perekonomian nasional yang diselenggarakan MPR bersama kalangan perbankan dan Bank Indonesia, Jumat (24/7/2020).
Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad, kepada wartawan menjelaskan adanya tiga masalah yang saat ini dikeluhkan para perbankan dalam hal menjalankan likuiditas perbankan. Diantaranya government spending atau pengeluaran dana Pemerintah terhadap likuiditas yang masih mandeg dari Pemerintah pusat maupun Pemerintah daerah.
"Artinya pemulihan ekonomi nasional masih terancam. Menurut pengamatan dari para bankir baik itu Bank Indonesia dan bank-bank yang ada. Government spending dana likuditas ini tidak jalan masih mandek. Mungkin sekitar dibawah 30 persen sementara sekarang lebih dari setengah tahun seharusnya sudah mencapai 60 persen. Jadi diminta agar dana pemerintahnya cepat bergulir baik ditingkat pusat maupun daerah," ungkapnya.
Berikutnya terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) diharapkan perlu ada penanganan tersendiri, terlebih atas injeksi dana senilai Rp30 triliun yang telah diberikan Pemerintah kepada perbankan untuk dilipat gandakan. Namun dana tersebut sejauh ini dianggap masih belum cukup oleh perbankan selaku pelaksana yang mengatakan seharusnya UKM mendapatkan perhatian tersendiri dari Pemerintah.
"Tadi kami sudah bicara pemerintah telah injeksi uang 30 triliun ternyata dana 30 triliun ini diminta perbankan untuk melipat gandakan dan sudah dilaksanakan. Tetapi masih belum cukup, banyak keluhan dari pelaksana perbankan bahwa UKM perlu mendapatkan perhatian tersendiri," lanjutnya.
Selanjutnya masalah ketiga adalah masalah kekhawatiran masyarakat yang sangat tinggi saat ini terhadap Covid-19. Masih ada kekwatiran sehingga takut untuk membuat kegiatan, sehingga kondisinya hotel masih saja kosong, restoran juga tetap kosong.
"Maka untuk itu dari aspek kesehatan mungkin perlu ada pemikiran tersendiri meningkatkan daya tahan tubuh. Sebelum kita menemukan vaksin Covid-19," tambahnya.