Eddy M Yatim
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua Komisi V DPRD Riau, Eddy M Yatim mengungkapkan dilematisnya dunia pendidikan akibat Covid-19 dan diperparah dengan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membuat anak-anak tidak bisa melakukan sekolah tatap muka. Tak hanya itu ternyata juga berimbas dengan menimbulkan banyaknya dampak negatif yang mengerikan untuk generasi ke depan.
Hal tersebut disampaikan Eddy M Yatim kepada CAKAPLAH.com, Kamis (12/8/2021). Bahkan politisi Demokrat itu mengungkapkan kalau banyak fakta-fakta mencengangkan yang diterima Komisi V DPRD Riau.
"Dari hasil temuan Komisi Perempuan dan Perlindungan Anak, di Riau, ada perilaku menyimpang akibat lama diberlakukannya belajar daring selama pandemi. Di Meranti, Kampar, Pekanbaru, psikologi anak terganggu. Mereka melakukan tindakan yang tak diinginkan," katanya.
"Idealnya memang anak belajar tatap muka, dengan demikian bisa kita kontrol psikologi dan perilaku anak. Perkembangan anak secara jelas. Tapi kondisi seperti ini apa mau kita lakukan," cakapnya lagi.
Disinggung mengenai apa saja perilaku penyimpangan yang didapatkan komisi V, Eddy Yatim mengatakan, mulai dari penyimpangan seks sampai melakukan tindak kekerasan.
"Ini mohon maaf, malah ada adik dengan kakak melakukan hubungan terlarang, bapak dengan anak kandung. Mungkin ini akibat pengaruh dari yang mereka dapat di internet. Kemudian, karena internet pula dan pengaruh game online, ada penyimpangan dimana anak anak dengan menembak orang. Ini kejadiannya di Riau. Ini yang saya sebut psikologi anak terganggu," cakapnya lagi
Hal tersebut sudah disampaikannya berulang kali, ia pun menyarankan bahwa seharusnya anak-anak tetap belajar tatap muka dengan prokes yang ketat, waktu diperpendek, dan dicari solusinya.
"Susah kita bicara, tapi intinya dampak negatifnya sangat besar. Berkali-kali saya sampaikan, khawatir kita satu generasi ini hancur kebawah," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Pendidikan, Riau |