Catur Sugeng.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pengamat politik dari Universitas Islam Riau (UIR), Panca Setyo Prihatin menganalisa manuver politik yang dilakukan oleh Mantan Bupati Kampar, Catur Sugeng.
Sebagaimana diketahui, Catur Sugeng dikenal dengan kontroversi sebagai politikus yang suka loncat partai. Setelah sebelumnya dibesarkan oleh Golkar, selanjutnya pindah ke PKB. Tapi baru setahun di PKB, saat ini memutuskan untuk bergabung ke Gerindra.
Kepada CAKAPLAH.com, Panca mengatakan, dalam konteks politik kontestasi di negara demokrasi, partai politik merupakan jalan masuk formal menuju kekuasaan baik di eksekutif maupun legislatif.
Karena perahu parpol menjadi idola, maka siapapun akan berusaha mendapatkan jabatan ketua partai.
"Sebagai pengendali, parpol menjadi jaminan untuk menentukan dan memastikan dirinya untuk maju dalam helat politik baik pilkada, pemilu legislatif maupun pilkada," katanya, Senin (25/7/2022).
Kalau berkaca dari fungsi parpol, salah satunya sebagai media seleksi kepemimpinan, maka fungsi ini kehilangan ruhnya karena parpol dengan masif menjual ketua umum atau ketua parpol di daerah sebagai kandidat tanpa memperhatikan tingkat popularitas dan elektabilitasnya.
Maka, realitas ini menjadi sejalan dengan upaya para elit yang memiliki uang dan jaringan yang kuat untuk mengambil kendali parpol.
"Maka, dinamika lompat pagar para politisi tak lain sebagai upaya memastikan dirinya tetap bisa berada dalam line up kontestasi dengan menggunakan parpol hanya sebagai perahu. Sehingga kasus pindah nya catur dari Golkar ke PKB menjadi contoh nyata bagaimana para politisi berusaha dengan keras untuk tetap bisa berada di jalur persaingan," tukasnya.