Ilustrasi.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Hingga saat ini kasus sapi ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) belum ada ditemukan di Kota Pekanbaru.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru, Firdaus, Selasa (8/11/2022). Ia mengatakan meski belum ada ditemukan kasus di wilayah setempat, namun berbagai upaya antisipasi sudah dilakukan oleh Distankan Kota Pekanbaru.
"Alhamdulillah memang untuk kasus sapi ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) belum ada kita temukan di Kota Pekanbaru," ujar Firdaus, Selasa (8/11/2022).
Ia mengatakan pihaknya sudah memperketat masuknya sapi dari luar Pekanbaru terutama dari daerah yang sudah ditemukannya kasus sapi ngorok.
"Kita juga sudah menyampaikan kepada pedagang sapi agar tidak mendatangkan sapi dari daerah yang sapinya sudah terjangkit penyakit," ucapnya.
Di samping itu, lanjut Firdaus, kepada para peternak juga diminta agar merawat ternak secara baik.
"Karena faktor penyakit itu (sapi ngorok) karena perawatan ternak yang kurang baik, serta makannya tidak tercukupi. Makanya kita imbau petani untuk menjaga kebersihan sapi dan mencukupi pengapian pada malam hari dan memberikan makanan yang sehat," imbaunya.
Menurut Firdaus, kemungkinan adanya kasus sapi ngorok di Pekanbaru juga sangat kecil.
"Karena Pekanbaru ini tidak daerah genangan air atau banjir. Mudah-mudahan tidak ada kejadian penyakit sapi ngoroknya," pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ratusan kerbau di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) mati misterius yang diduga akibat terpapar penyakit sapi ngorok atau Sepricaemia Epizootica (SE).
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau, Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Faralinda Sari mengaku telah mendapat laporan adanya ratusan hewan ternak di Rohul mati.
"Iya, kita baru dapat laporan hewan ternak mati di Rohul. Penyebabnya sama dengan yang di Kabupaten Kampar, kena SE atau sapi ngorok," kata Faralinda kepada CAKAPLAH.com, Selasa (1/11/2022).
Lebih lanjut Faralinda mengatakan, di Rohul terdapat dua kecamatan yang terpapar penyakit sapi ngorok, yakni Kecamatan Rambah dan Kecamatan Bangun Purba.
"Total kasus sudah 426 ekor kerbau yang terpapar sapi ngorok. Itu laporan yang masuk di Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (SIKHNAS)," terangnya.
Ia merincikan dari 426 ekor kerbau yang terpapar tersebut 26 ekor diantaranya mati, 88 dipotong paksa dan sisanya 312 ekor sakit. Data tersebut berdasarkan laporan dari Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Rokan Hulu yang diterima Provinsi Riau.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |