PEKANBARU (CAKAPLAH) - Penyakit masyarakat lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) memprihatinkan di Provinsi Riau. Baru-baru ini, kelompok tersebut diduga sudah menyusup ke dunia pendidikan di Riau.
Anggota DPRD Riau Dapil Kota Pekanbaru Ade Hartati Rahmat menyebutkan perlu adanya peran aktif Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dalam mengantisipasinya.
Disinyalir, ada platform ataupun grup di aplikasi tertentu yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama kaum LGBT.
"Kita minta Kemkominfo itu tegas. Aplikasi-aplikasi seperti Bigo, MiChat itu kan menyasar anak-anak ABG, makanya rawan terjadinya penyalahgunaan yang berujung pada hal negatif," kata Ade Hartati, Jumat (9/6/2023).
Ia menilai, semakin canggih teknologi, malah akhirnya menghancurkan generasi penerus bangsa.
"Teknologi ini yang malah jadi senjata makan tuan. Situs-situs seperti itu yang akhirnya menjadi tempat perdagangan orang," kata dia.
Politisi PAN ini juga meminta aparat keamanan untuk melakukan pemberantasan melalui razia hotel melati yang terindikasi sebagai 'sarang' kaum gay tersebut. Ia mencontohkan, hotel yang ada di Marpoyan.
"Dekat lingkungan kampus, di Panam sana juga dekat Universitas Riau. Kalau tidak kita (Pemerintah, red) yang mengantisipasi, siapa lagi," kata Ade Hartati.
Ade juga mendorong instansi pendidikan juga turut aktif dalam mensosialisasikan bahaya dari penyakit masyarakat tersebut.
"Ini juga harus turut aktif. Mulai dari sekolah, lingkungan rumah, lingkungan tempat dia bermain," kata dia.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |