Gubernur Riau Syamsuar.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Isu siswa di Pekanbaru memiliki grup WhatsApp (WA) yang mengarah ke perilaku Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) sempat menghebohkan masyarakat Riau, bahkan menjadi perbincangan nasional.
Terkait hal itu, Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar mengatakan, untuk memerangi penyakit LGBT tersebut perlu kekompakan bersama semua elemen masyarakat Riau.
Sebab menurutnya, jika penolakan LGBT hanya dibuat peraturan daerah (Perda) tanpa dukungan dan kekompakan, maka penyakit kelainan tesebut akan sulit diberantas.
"Kalau Perda itu bisa dibuat, yang terpenting adalah kekompakan kita bersama stakeholder dan warga yang ada di Riau," kata Gubri.
Gubri mengatakan, LGBT ini adalah penyakit masyarakat yang harus diperangi secara bersama, dan tidak bisa dengan Perda saja.
"Untuk mencegah penyakit itu harus ada komitmen dari orang tua dan anak, termasuk komitmen semua lembaga, baik itu lembaga adat, agama, dan masyarakat. Dukungan itu yang terpenting," sebutnya.
Gubri mengaku, dari tahun lalu ia sudah mengkampanyekan perangi LGBT di Bumi Lancang Kuning.
"Namun kita santai-santai saja, tidak ada tindak lanjut, tidak ada perhatian, menganggap masalah ini biasa-biasa saja. Sekarang baru terbukti, orang dari daerah lain yang tahu," ungkapnya.
"Artinya saya sebagai pemimpin sudah jauh hari mengingatkan bahaya LGBT ini. Jadi bukan dengan Perda caranya untuk memberantas ini. Karena ini maksiat," tambahnya.
Gubri menambahkan, apapun agama menganjurkan orang berkeluarga harus suami istri agar bisa memiliki keturunan anak.
"Coba bayangkan, kita yang dianjurkan bagaimana berkeluarga suami istri. Ini LGBT laki-laki dengan laki-laki mana mungkin datang anak. Perempuan dengan perempuan mana mungkin datang anak," cetusnya.
"Ini penyakit, dan orang yang kena penyakit ini harus dibawa ke agama, tidak bisa tidak, agama apapun dia. Tidak ada lain harus dengan agama," tukasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |