PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pada bulan Juli tahun 2023, Provinsi Riau mengalami inflasi Year On Year (Y-o-Y) Juni 2022 - Juni 2023 sebesar 1,96 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,59. Sementara secara bulan ke bulan atau Month to Month (m-to-m) Riau juga mengalami inflasi sebesar 0,43 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau Asep Riyadi mengatakan dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi y-on-y.
"Kota Pekanbaru sebesar 1,83 persen dan secara m-to-m mengalami inflasi sebesar 0,37 persen, Kota Dumai sebesar 2,86 persen dan secara m-to-m mengalami inflasi sebesar 0,72 persen dan Kota Tembilahan sebesar 1,22 persen dan secara m-to-m mengalami inflasi sebesar 0,40 persen," ujar Asep Riyadi, Rabu (2/8/2023).
Ia mengatakan inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transportasi sebesar 13,67 persen, diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,78 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,27 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,84 persen.
"Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,82 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,98 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,95 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,40 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,39 persen," Cakapnya.
Sedangkan dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,58 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,63 persen.
Disampaikan Asep, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Juli 2023, antara lain bensin, beras, rokok kretek filter, mobil, ayam hidup, kontrak rumah, sewa rumah, daging ayam ras, bakso siap santap, kentang dan bawang putih.
Secara month to month juga terjadi inflasi dimana beberapa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi, antara lain cabai merah, angkutan udara, mobil, kentang, bawang merah dan tomat.
Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, seluruh kota mengalami inflasi y-on-y, dengan inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kota Bengkulu sebesar 3,23 persen, diikuti oleh Kota Pematang Siantar sebesar 3,17 persen dan Kota Sibolga sebesar 3,14 persen.
"Sedangkan inflasi y-on-y terendah terjadi di Kota Gunungsitoli sebesar 0,50 persen," sebutnya.
Berdasarkan urutan inflasi y-on-y kota-kota di Sumatera, kota-kota di Provinsi Riau berturut-turut yaitu Dumai urutan ke-5, Pekanbaru urutan ke-17 dan Tembilahan urutan ke-21.