ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Provinsi Riau telah mengajukan permintaan bantuan pesawat Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ke pemerintah pusat.
Permintaan bantuan TMC itu menindaklanjuti kualitas udara di Bumi Lancang Kuning dalam sepekan dalam kondisi tidak sehat akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal mengatakan, jika permintaan bantuan TMC sudah direspon baik oleh BNPB dan BMKG pusat.
Karena itu, Edy memastikan dalam waktu dekat pesawat TMC segera datang ke Riau. Saat sudah tiba di Riau, Tim Satgas Karhutla akan langsung melakukan upaya dalam mencari potensi hujan.
"Insya Allah besok pesawat TMC sudah datang dari Jakarta, dan peluang awan hujan masih ada. Kalau dari BMKG sebagian Riau berpotensi hujan. Ya kalau asap dari Riau kecil kemungkinan dari luar ini yang banyak," kata Edy Afrizal, Kamis (5/10/2023).
Edy menjelaskan, jadwal rencana pelaksanaan TMC di Provinsi Riau tahap keempat, pesawat TMC Smart Aviation jenis Pillatus PC-6 akan datang pada hari Jumat (6/10/2023).
"Kalau garam (Nacl) akan datang tanggal 6 Oktober 2023, kemungkinan pelaksanaan TMC dimulai pada tanggal 6 sampai 12 Oktober," terangnga.
Dilihat dari situs BMKG, terlihat udara Kota Pekanbaru berada pada level kuning atau tidak sehat. Kualitas udara terlihat sempat turun ke level sedang sekitar pukul 03.00 WIB dinihari tadi.
Namun, mendekati matahari terbit, kualitas udara kembali memburuk hingga naik level tidak sehat. Hingga pukul 07.00 WIB udara masih berada pada status tidak sehat.
Selain Pekanbaru, tercatat ada beberapa daerah kualitas buruk. Diantaranya ada Palangkaraya dengan kondisi berbahaya, Maros tidak sehat dan Palembang dalam kondisi sangat tidak sehat.
Selain udara yang tidak sehat, pantauan di sejumlah lokasi di Pekanbaru juga terlihat kabut asap tipis menyelimuti. Kabut asap menyelimuti akibat karhutla beberapa hari terakhir.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Riau |