PEKANBARU (CAKAPLAH) - Harga cabai di Kota Pekanbaru seminggu belakangan ini kian pedas. Bahkan, untuk jenis cabai rawit setan harganya tembus Rp100.000 per kilogram.
Menanggapi itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Dapot Sinaga curiga ada permainan harga di lapangan. Mahalnya Bahan Pokok (Bapok) disinyalir tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor cuaca.
"Saya curiga kepada para tengkulak gara-gara harga sembako ini naik. Jadi mereka mengumpulkan bahan itu, dan pada saat murah ditahan mereka. Tapi ketika itu mulai langka dan pas momen hari-hari tertentu mereka mengeluarkan stok barang itu dengan harga yang tinggi," tegas Dapot.
Politisi PDIP ini meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pekanbaru untuk bergerak turun melakukan pengawasan di setiap pasar-pasar. "Disperindag harus mengawasi. Turun ke pasar-pasar dan perhatikan apa masalahnya kok bisa harga-harga ini pada naik dan mahal," tegasnya.
Meski begitu, dirinya tak memungkiri faktor alam masih menjadi salah satu penyebab terjadinya kenaikan harga kebutuhan bahan pokok. Sehingga, pasokan bahan pokok dari daerah penyuplai seperti Sumatera Barat ataupun Sumatera Utara menjadi terhambat.
Sebab itulah Disperindag Kota Pekanbaru juga diminta untuk memperhatikan dan mengawasi pendistribusian bahan pokok tersebut.
"Di Simalungun Sumatera Utara itu seharusnya panen rayanya bagus. Tapi karena cuaca panas itu membuat kekeringan, jadi hasilnya tidak bagus. Apalagi, Pekanbaru ini bukan penghasil cabai dan sayur-sayuran lain, maka itu Disperindag harus memperhatikan kondisi kenaikan harga ini, pasokan sembako dari luar daerah itu harus diawasi betul," tukasnya.
Pantauan CAKAPLAH.COM di Pasar Cipta Karya Ujung, untuk harga cabai yang paling tinggi memang cabai setan. Satu ons dijual Rp10 ribu. Artinya, satu kilo tembus Rp100.000.
"Untuk harga cabai setan ini memang sangat parah kenaikannya," ujar pedagang cabai di Pasar Cipta Karya Ujung, Selasa (7/11/2023).
Ia mengatakan selanjutnya untuk harga cabai merah juga mengalami kenaikan tapi tidak separah cabai setan. "Cabai merah bukit ini saya jual Rp70 ribu untuk satu kilo nya. Kemudian kalau cabai Jawa lebih murah itu, seperempat itu saya jual Rp15 ribu. Jadi sekilo Rp60 ribu. Kalau langganan tentu saya kasih harga lebih murah kan," sebutnya.
Namun tak hanya harga cabai saja yang mengalami kenaikan. Untuk harga bawang merah juga mengalami kenaikan. Untuk harga bawang merah itu dirinya menjual Rp28 ribu perkilonya.
"Biasa saya jual Rp23 ribu itu untuk bawang merah. Itu yang besar-besar dan bagus ya. Kalau sekarang nggak dapat lagi. Saya jual sekarang Rp28 ribu, itupun sedikit untungnya saya jual segitu," jelasnya.
Akibat kenaikan harga cabai ini, dirinya mengaku data beli masyarakat berkurang.
"Jauh berkurang. Biasa setiap beli setengah kilo sekarang itu paling cuma seperempat, bahkan ada yang 1 ons. Saya juga tentu harus maklum. Makanya sekarang saya bawa juga sedikit cabainya, apalagi yang cabai rawit setan itu. Ini cuma bawa setengah kilo saya," pungkasnya.**
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Delvi Adri |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |