PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pasangan Muhammad Ravi dan Muhammad Aditya Pratama ditetapkan sebagai Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Riau (Unri) periode 2023/2024, hasil Pemilihan Raya (Pemira).
Dalam hasil perolehan suara, paslon nomor urut 02 ini unggul 51,41 persen dengan raihan 2.222 suara dari total keseluruhan suara sah yang masuk sebesar 4.322 suara.
Untuk diketahui, Ravi merupakan mahasiswa Administrasi Bisnis FISIP ini pernah menjabat sebagai Menteri Sosial Politik BEM Unri Kabinet Revitalisasi Perubahan. Sedangkan Aditya sebelumnya merupakan Gubernur Mahasiswa BEM FMIPA Unri 2023.
Usai ditetapkan sebagai Presiden Mahasiswa, Ravi mengucapkan rasa syukur. “Alhamdulillah, tak henti-hentinya segala puji hanya milik Allah. Berkat izin Allah kami berdua dapat melanjutkan estafet perjuangan ini untuk menjadi panglima terdepan menuju kesejahteraan mahasiswa Universitas Riau dan pihak terdepan penyampai suara rakyat, terutama masyarakat Riau," ujarnya, Rabu (29/11/2023).
Disebutkan Ravi, kemenangan ini juga dapat diraih berkat dukungan dari rekan-rekan hebat yang terus sedia siaga serta mahasiswa Universitas Riau lainnya yang telah mempercayakan suaranya terhadap dirinya dan Aditya.
"Sesuai janji serta visi misi yang kami gaungkan, kami akan terus bekerja keras dan bekerja ikhlas mendedikasikan diri demi kepentingan mahasiswa Unri dan masyarakat Riau untuk mewujudkan transformasi gerakan yang mensejahterakan kepentingan bersama dan menyatukan kembali perpecahan-percehan dari berbagai pihak menuju Unri yang satu dan naik kelas," pungkasnya.
Sempat Ricuh
Diberitakan CAKAPLAH.com sebemumnya, Pemira Mahasiswa Universitas Riau sempat diwarnai kericuhan. Presiden Mahasiswa (Presma) Unri sebelumnya yang menjadi SC dalam Pemira, Khairol Basar mengatakan, kericuhan pertama kali terjadi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unri sekitar pukul 15.30 WIB, Selasa kemarin.
Masalah ini diduga dipicu miskomunikasi antara Panitia Pemira Unri dan Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) di FISIP. Sejumlah insiden juga terjadi di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan juga Fakultas Pertanian.
Beberapa masalah yang disampaikan sejumlah mahasiswa di antaranya, website yang digunakan untuk pemilihan error. Kemudian adanya pengalihan mahasiswa pemilih dari FISIP dan FMIPA ke fakultas lain. Mahasiswa juga mendapati masih ada beberapa nama yang sudah wisuda, namun turut memilih dalam Pemira.
Kapolsek Tampan Kompol Asep Rahmat membenarkan adanya kericuhan itu. Ia menjelaskan, untuk sementara kasusnya sedang ditindaklanjuti karena adanya laporan dari salah satu mahasiswa yang menjadi korban kericuhan tersebut.
"Akan tetapi, dari pihak kampus pun mengambil langkah untuk meminimalisir akan adanya aksi lainnya yang malah menyulut adanya aksi tambahan. Kalau di sini (Polsek Tampan) personal saja, orang per orang, tidak ada kaitannya membawa kelompok, komunitas ataupun hal lainnya," kata Asep, Rabu (29/11/2023).
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau |