Suhardiman Amby
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram bersubsidi di berbagai daerah di Riau sangat menyulitkan masyarakat, khususnya yang kurang mampu. Akibat kelangkaan tersebut, harga gas pun menjadi tinggi. Tidak jarang juga masyarakat tidak kebagian karena gas sudah diborong dalam jumlah banyak.
Menanggapi hal ini, Anggota DPRD Riau Suhardiman Amby menyampaikan bahwa penyaluran gas 3 kilogram bersubsidi selama ini banyak salah sasaran. Orang yang tergolong mampu pun ikut rebutan gas 3 kilogram.
"Dalam menikmati gas bersubsidi ini butuh kesadaran moral. Jika orang yang mampu juga ikut menikmati, ini salah satu penyebab gas tersebut kian langka," jelas Suhardiman, Ahad (17/12/2017).
Politisi Partai Hanura ini juga mengatakan bahwa pemerintah daerah dan juga pangkalan mestinya bisa mulakukan pemantauan ekstra. Tujuannya agar gas ini tepat sasaran kepada orang yang membutuhkan. "Jangan nanti sama seperti Premium, orang yang kaya justru yang banyak menikmati," sebutnya.
Selain itu, Suhardiman juga minta agar pemerintah kabupaten dan kota di Riau untuk memeriksa kembali pangkalan-pangkalan gas elpiji 3 kilogram. Jika ditemukan yang tidak beroperasi sesuai izin, harus diambil tindakan tegas. "Tidak jarang ada pangkalan yang nakal dan menjual elpiji secara borongan maupun hal lain demi keuntungan semata," sebutnya.
Kotrol gas bersubsidi ini juga bisa menggunakan identitas yang saat ini sudah dimiliki masyarakat yang kurang mampu. Dengan adanya identitas seperti penerima Raskin, masyarakst kurang mampu dan sebagainya, penyalurannya akan lebih terkendali
"Jika dijual bebas, dipastikan banyak yang salah sasaran," ungkap Suhardiman.
Penulis | : | Abdul Latif |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Riau |