Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Decymus.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Bank Indonesia mendorong optimalisasi sumber ekonomi baru untuk pertumbuhan Ekonomi di provinsi Riau. Sumber ekonomi baru yang perlu dimaksimalkan tersebut seperti sektor pertanian, wakaf dan sektor lainnya.
"Banyak sektor yang belum digarap, seperti wakaf, yang bisa dikembangkan untuk sektor produktif sebagai sumber ekonomi baru. Ini perlu dioptimalkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Decymus.
Ia menjelaskan, upaya mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru menjadi tantangan yang dihadapi provinsi Riau untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu, seperti sawit dan pertambangan. Termasuk juga menggali potensi sumber ekonomi baru lainnya.
Ia menyampaikan, ekonomi Provinsi riau pada triwulan II tahun 2019 tumbuh sebesar 2,88 persen. Kondisi ini membaik dibandingkan triwulan I pada tahun ini.
"Namun mengalami tantangan sepanjang tahun ini sehubungan dengan rendahnya harga komoditas global. Kondisi ekonomi Riau sempat mengkhawatirkan pada triwulan I yang tumbuh hanya 1,28 persen, namun membaik pada triwulan II," cakapnya.
Menurut Decymus, pertumbuhan tersebut secara ekonomi tidak cukup bagi kesejahteraan masyarakat. Sebab Riau baru bisa survive jika pertumbuhan mencapai 4,5 persen .
"Maka ekonomi Riau tidak boleh hanya bergantung pada minyak dan kelapa sawit, harus ada pertumbuhan lain yang belum digarap dengan maksimal. Kita proyeksikan ekonomi Riau pada triwulan III masih akan bergerak pada angka 1,95 hingga 2,45 persen. Untuk itu diperlukan sumber pertumbuhan baru," pungkasnya.