PEKANBARU (CAKAPLAH) - Masih ingatkah anda dengan pembangunan proyek Riau Town Square yang sempat menggema beberapa tahun lalu? Kondisi proyek tersebut kini miris bak rumah hantu di tengah kota.

Berdasarkan pantauan CAKAPLAH.com, proyek yang berada di areal Purna MTQ jalan Sudirman Pekanbaru ini terbengkalai dan ditumbuhi rumput liar yang tinggi.

Kondisi proyek tersebut dipagari seng, masih terdapat pula bangunan pondok untuk para pekerja beristirahat yang sudah ditumbuhi lalang khas bangunan yang terbengkalai.

"Miris sekali, padahal pembangunan ini di tengah kota, apalagi Purna MTQ ini ikon Kota Pekanbaru, tidak etis saja rasanya kalau di sampingnya terdapat bangunan terbengkalai seperti ini," ungkap Budi Darmawan, salah seorang masyarakat yang ditemui  CAKAPLAH.com di lokasi, Senin (4/6/2018).

Ia berharap pemerintah bisa dengan cepat menyelesaikan hal yang seharusnya sudah selesai pengerjaannya ini.

Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Riau Dapil Pekanbaru H Mansyur juga angkat bicara mengenai hal tersebut.

Ia mengatakan pembangunan Ritos dimulai pada tahun 2012 ketika pihak Pemprov Riau membongkar bangunan yang ada di kawasan purna MTQ namun tanpa dikordinasikan dengan pihak DPRD, dengan alasan bahwa nilai yang akan dibongkar tersebut kurang dari Rp5 miliar.

"Dulu kita pertanyakan bagaimana menentukan nominal Rp5 miliar itu karena harus diaudit dulu apakah benar dibawah Rp5 miliar atau diatas Rp5 Miliar," cakapnya.

Mansyur juga mengatakan bahwa DPRD meminta izin prinsip serta IMB dan setifikatnya apakah proyek ini untuk bisnis atau budaya.

"Ketika itu menjadi kendala karena IMB dan izin prinsip tidak keluar. Sementara kontraktor sudah mulai membangun. Dan kabarnya sertifikat ini sudah diatasnamakan investor karena waktu itu kita minta tapi tidak diserahkan. Apakah sertifikat itu
untuk bisnis atau sosial budaya, karna disitu akan dibangun taman, hotel, kolam berenang, peruntukannya harus jelas," ujarnya lagi.

Selanjutnya Mansyur mengatakan ketika DPRD berkali-kali hearing, pihak Pemprov Riau tidak memberikan detail lengkap  seperti apa perjanjiannya dan pengerjaannya. Dan akhirnya itu proyek tersebut tidak dilanjutkan hingga saat ini.

Hal yang sama juga dikatakan Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman, ia  mengatakan, bahwa sebelum dilanjutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau harus bertanggung jawab terlebih dahulu atas aset yang telah dirobohkan.

"Kita harus menuntaskan dulu, Pemprov harus bertanggungjawab atas aset yang dirobohkan, anjungan seni budaya kita dirobohkan tanpa penghapusan aset atau sebagainya, silahkan pemprov memperbaiki administrasi terlebih dahulu," tegasnya.

Ritos ini dibangun oleh PT Bangun Megah Mandiri Propertindo (PT BMMP) dengan sistim Bangun Guna Serah (BGS). Anggaran pembangunan dengan total Rp1,5 triliun itu, sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor.