Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau, Prof Akhmad Mujahidin
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau, Prof Akhmad Mujahidin menyikapi beberapa isu yang berkembang di internal dan eksternal kampus, baik melalui media sosial maupun unjuk rasa yang membuat suasana akademika dan proses belajar mahasiswa terganggu.
"Pertama saya ingin menyampai, terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kunjungan Wakil Presiden RI ke Kampus UIN Suska Riau pada 6 Maret kemarin," ungkap Rektor Akhmad Mujahidin kepada CAKAPLAH.com, Senin (9/3/2020).
Kemudian Akmad Mujahidin menyikapi soal konsep temuan BPK RI terkait belanja yang kurang diyakini kewajarannya pertanggungjawabannya dan Buku Kas Umum (BKU) 2019 oleh Bendahara Pengeluaran UIN Suska tahun 2019.
"Saya sudah klarifikasi kepada bendahara pengeluaran saudari Veni Afrilya, yang menyatakan bahwa semuanya sudah clear, dan semua belanja dapat dipertanggungjawabkan," katanya.
Selanjutnya, Akhmad Mujahidin juga menanggapi soal tuntutan mahasiswa yang menginginkan dirinya mundur sebagai Rektor UIN Suska Riau.
"Rektor itu kan diangkat dan diberhentikan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Tentu sebagai negara hukum, maka segala masalah administrasi dan keuangan hendaknya diselesaikan menurut perundang-undangan," terangnya.
Untuk itu, Akhmad Mujahidin berharap kepada pihak pemangku kepentingan baik internal (pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa) dan ekternal (tokoh masyarakat, alumni, dan seluruh masyarakat) menahan diri terkait isu-isu yang berkembang terkait UIN Suska Riau yang belum tentu kebenarannya.
"Saya selaku rektor mewakili akademika UIN Suska beri kesempatan terhadap kami melaksanakan tugas sesuai peraturan perundang-undangan, sehingga suasana di kampus UIN Suska sejuk dan kondusif demi kepentingan bersama," pintanya.
Akhmad Mujahidin juga mengaku, terkait persoalan itu dirinya selaku rektor sudah mengklarifikasi kepada Aliansi Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) dalam sebuah audensi.
"Jadi saat audensi saya juga sudah sampaikan kepada seluruh ketua Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Mahasiswa (Dema) yang tergabung dalam ORMAWA terkait persoalan itu. Alhamdulillah mereka semua bisa memahami, karena isu yang selama ini mereka dapat hanya sepihak," cakapnya.
Sementara itu, Ketua Senat Mahasiswa (Dema) UIN Suska Riau, Dewi Sari kepada CAKAPLAH.com menyampaikan, saat pihaknya melakukan audensi telah mendapat klarifikasi dari rektor terkait isu dalam dan luar kampus yang membuat resah mahasiswa.
"Setelah rektor klarifikasi dan menunjukan bukti-bukti, ternyata yang selama kami dengan tidak benar, seperti KKN keluarga rektor dan konsep temuan BPK terkait belanja UIN Suska yang dinilai tak wajar, karena semua dapat dipertanggungjawabkan oleh bendahara pengeluaran UIN Suska," katanya menceritakan hasil audensi dengan rektor.
Karena itu, dia mewakili ORMAWA UIN Suska Riau berharap agar mahasiswa dapat memfilter isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
"Mahasiswa ini kan agen perubahan, memiliki integritas tinggi, tentu kita harus bisa filter isu-isu yang berkembang. Tapi beberapa minggu belakang itu yang tidak diperlihatkan," ucapnya.
Senada Ketua Dewan Mahasiwa (Dema UIN Suska Riau, Iskandar Syahputra menyatakan, bahwa semua isu negatif soal UIN Suska yang berkembang tidaklah benar.
"Saya ingin sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa maupun oknum yang menyebarkan isu negatif, agar tidak menyebarkan isu itu lagi. Karena isu itu membuat kampus tidak nyaman dan sejuk lagi. Proses belajar mengajar juga terganggu," katanya.
"Sebaiknya kalau mendapat isu negatif soal kampus di klarifikasi dan diduskusikan kepada pihak kampus, dan jangan bertindak yang ujung-ujungnya merugikan kita semua," harapnya.