PEKANBARU (CAKAPLAH) - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Riau terus mengalami kenaikan harga hingga mencapai harga Rp3.400 per kilogram. Kenaikan harga ini membuat petani yang tergabung dalam Koperasi Sawit Makmur (Kopsa-M) di Desa Pangkalan Baru, Kabupaten Kampar, berbenah.
Tidak ingin larut dalam konflik internal pengurus Kopsa-M yang mendera sejak beberapa bulan ini, petani lebih fokus mengelola perkebunan yang sempat terbengkalai. Ada ribuan hektare lahan terlupakan sejak ada dualisme kepengurusan.
Menurut petani Kopsa-M, saat ini ada 800 hektare lahan koperasi yang butuh perhatian. Lahan itu sudah ditumbuhi semak belukar dan harus dibersihkan.
"Soal kepengurusan kami kesampingkan dulu, ada sisi ekonomi dari kebun yang harus diperhatikan," ujar Rizal, Sabtu (27/11/2021).
Rizal mengadakan, informasi kenaikan harga sawit diketahuinya dari pemberitaan yang disampaikan Dinas Perkebunan Riau. Ia menyebut, saat ini petani ingin hasil sawit mereka lebih maksimal untuk melanjutkan kehidupan.
"Harga sawit naik terus, ini harus dimanfaatkan petani untuk mengurus kebun yang sudah tiga bulan tak terurus," kata Rizal.
Sebelum panen, puluhan petani dan pekerja sudah berembuk dengan ninik mamak dan kepala desa. Mereka sepakat dengan melakukan pembersihan jalan sebagai akses masuk. Puluhan pekerja dan petani sudah mengecek kebun. Pohon sawit sudah banyak yang ditumbuhi semak sehingga akan dibersihkan dulu setelah jalan dibersihkan.
"Beberapa hari ke depan kami akan gotong royong membersihkan kebun," kata Rizal.
Petani dan pekerja sudah mendapatkan secercah semangat setelah mendapat dua kali talangan dari PT Perkebunan Nusantara atau PTPN V sebagai mitra Kopsa-M.
Sementara untuk panen nanti, petani berharap PTPN V kembali membuka DO PB (surat pemesanan buah). Hasil penjualannya akan masuk ke rekening bersama. Petani saat mengecek kebun dan menemui beberapa jalan utama sudah rusak. Petani curiga ada yang sengaja dirusak karena ada bekas alat berat di lokasi. Petani sudah tahu orang yang diduga merusak jalan itu. Petani sudah meminta perusak itu memperbaiki jalan lagi karena untuk kebaikan bersama.
"Demi petani dan pekerja juga, kalau tidak mau memperbaiki akan kami laporan ke Polres Kampar," kata Rizal.
Disinggung soal kepengurusan, petani mengakui memang ada rapat anggota luar biasa (RALB). Di sisi lain, ketua Kopsa-M RALB Martius sudah meninggal dunia beberapa hari terpilih. Otomatis hal ini membuat pucuk kepemimpinan kosong. Terkait Anthony Hamzah yang saat ini tidak diketahui keberadaannya dan telah menjadi tersangka di Polres Kampar, dimana masa jabatannya akan habis pada 2 Desember nanti.
"Mau tidak mau, Kopsa-M harus melakukan rapat lagi. Saat ini, petani tengah membahas bagaimana format rapat, apakah rapat anggota tahunan, rapat khusus dan RALB," tutur Rizal.
Rizal mengungkapkan, petani bukannya tak mau menerima Anthony lagi. Namun ada syaratnya, yaitu menyerahkan laporan pertanggungjawaban tahun 2019, 2020 dan 2021 serta menjelaskan kemana-mana saja penggunaan keuangan Kopsa-M selama ia menjabat. Anggota juga mendesak LPJ Anthony Hamzah segera digelar, karena diduga banyak penyelewengan dana.
"Kami sudah memintanya pulang, sajikan LPJ, harus langsung, tidak pakai zoom karena alasan Covid-19 tidak bisa dipakai lagi. Kita telah persiapkan upaya hukum untuk mengaudit keuangan Kopsa-M," paparnya.
Menurut Rizal, petani tak ingin pada rapat nanti diselenggarakan di luar desa. Apalagi sampai menyewa hotel karena lebih baik uangnya untuk petani. "Lebih baik di desa, duduk bersama, makan bersama, bisa menghemat uang koperasi juga," tuturnya.
Penulis | : | CK2 |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Ekonomi |