PEKANBARU (CAKAPLAH) - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Pekanbaru, menggelar aksi demo digerbang masuk Kantor Gubernur Riau, Jumat (25/3/2022). Mereka menuntut Pemerintah untuk menstabilkan harga minyak goreng, dan kelangkaan minyak goreng.
Selain itu mahasiswa juga meminta Pemerintah menyiapkan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga bahan-bahan pokok menjelang Ramadan, dan menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden.
“Belakangan terungkap penyebab kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng, karena adanya dugaan mafia minyak goreng yang memanfaatkan situasi saat ini. Untuk itu pemerintah harus berani usut tuntas dan tindak tegas para mafia minyak goreng,” teriak orator mahasiswa, Defriandi.
“Terjadinya kelangkaan BBM terkhusus solar di Riau yang merupakan daerah penghasil minyak hal tersebut tidak boleh dibenarkan. Pasokan BBM di Riau harus terus terpenuhi sebagai bentuk keberpihakan negara terhadap salah satu daerah minyak terbesar di Indonesia,” teriaknya lagi.
Selain itu mahasiswa juga meminta Pemerintah untuk tidak menunda pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden tiga periode. KAMMI menilai wacana penundaan pemilu bertentangan dengan semangat reformasi.
Sementara itu, dari aksi demo mahasiswa KAMMI, disayangkan oleh jamaah Masjid, aksi demo mahasiswa ini sempat menggangu umat yang sedang menjalani Salat Ashar, di Masjid Nurul Hidayah, Kantor Gubernur Riau. Disaat iqamah tanda masuknya Salat Ashar, mahasiswa tetap meneriakkan orasi dengan menggunakan dua toa, yang tepat di depan Masjid Nurul Hidayah.
Salah seorang warga yang salat di masjid menyampaikan kekesalannya karena ulah mahasiswa, yang tidak mau berhenti sementara sampai Salat Ashar selesai. Suara orasi mahasiswa menggangu ketentraman jamaah saat sholat, tepat pukul 15.45 WIB.
“Tentu sangat mengganggu kami yang sedang salat berjamaah di masjid ini. Silahkan berdemo tapi selesaikanlah salat dulu baru berorasi pakai toa. Ini suara toa besar disaat jamaah sedang salat,” kata Andri.
Hal yang sama juga disampaikan Satpol PP, mahasiswa hanya berhenti saat azan saja, tapi saat iqamah dan salat mahasiswa melanjutkan orasinya, bukannya ikut salat tapi tetap berorasi di gerbang masuk Kantor Gubernur Riau, yang tepat di samping masjid.
“Ia mereka terus berorasi saat jamaah salat Ashar, tak berhenti walaupun suara imam di Masjid terdengar keluar. Tapi kalah dengan suara toa mahasiswa, dan tidak ikut salat, hanya beberapa orang yang salat,” kata Satpol PP yang sedang bertugas.
Sementara itu, aspirasi mahasiswa KAMMI ini diterima oleh perwakilan Pemprov Riau, Kepala Kesbangpol Riau, Jenri Ginting, bersama Kasatpol PP Hadi Penandio. Dan aspirasi mahasiswa tersebut akan disampaikan ke pimpinan.