PEKANBARU (CAKAPLAH) - Abrasi di tiga pulau terluar Provinsi Riau yakni Pulau Bengkalis, Rupat, dan Rangsang belum ditangani secara masif.
Padahal kondisi abrasi tiga pulau tersebut tiap tahun mengalami penambahan. Setidaknya sudah 167 kilometer (Km) abrasi terjadi di tiga pulau yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia itu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, Mamun Murod mengatakan, jika penanganan abrasi di Riau merupakan kewenangan pemerintah pusat.
"Dulu sudah pernah kita bahas dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan rencana akan ada dukungan dari pusat untuk penanganan abrasi di tiga pulau itu," kata Mamun Murod, Jumat (19/8/2022).
Lebih lanjut Mamun Murod mengatakan, saat ini persoalan abrasi memang sudah ada ditangani oleh Kementerian PUPR. Namun anggaran untuk penanganan abrasi itu masih minim, dan tidak sebanding dengan kondisi yang ada.
"Sekarang ini, kalau satu tahun hanya 1 Km saja ditangani, maka kalau abrasi sepanjang 167 Km, maka kita butuh waktu 167 tahun. Karena itu, persoalan abrasi di Riau ini harus ada perhatian khusus dari pusat. Apalagi tiga pulau ini berbatasan langsung dengan negara luar," ujarnya.
Sebab menurutnya, anggaran penanganan abrasi tiga pulau tersebut sangat mahal. Dimana dalam 1 Km membutuhkan anggaran sebesar Rp28 miliar.
"Itu masih hitung dulu sebesar Rp28 miliar dalam 1 Km. Kali kan saja kalau sepanjang 167 Km abrasi, maka anggaran pemerintah daerah tidak akan mampu membiayai penanganan abrasi di tiga pulau tersebut," pungkasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |