PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pemerintah pusat dan daerah diminta serius serta fokus menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menyebabkan kabut asap pekat di Riau.
Pemerintah jangan saling menyalahkan karena saat ini rakyat sedang menderita.
Hal itu dikemukakan Ketua Korp HMI Wati (KOHATI) Cabang Pekanbaru, Riau, Delpi Susanti MIP.
"Kita apresiasi upaya yang sudah dilakukan Satgas Karhutla bersama pihak terkait. Mereka sudah berjibaku memadamkan api yang terus melahap hutan dan lahan di Riau," ujarnya, Ahad (22/9/2019).
Saat ini, lanjutnya, pemerintah harus fokus dan intens dalam memadamkan Karhutla dan menangani warga yang menjadi korban kabut asap.
"Tak cukup masker hanya dibagi-bagi di pinggir jalan saja, bila perlu distribusikan sampai ke pelosok. Kan pemerintah bisa salurkan melalui pihak kecamatan, kelurahan, RW dan RT sehingga sampai ke warga. Warga Riau yang terpapar kabut asap juga butuh oksigen, salurkan oksigen portable ke warga," kata Delpi yang juga Ketua DPP Barisan Muda Riau Bersatu (BMRB) Bidang Pendidikan Litbang dan Pemberdayaan Perempuan itu.
Selain itu, dia juga mengajak semua pihak mendoakan agar bencana Kahutla dan kabut asap ini segera berakhir. Jangan justru melontarkan pernyataan yang bisa menyakiti perasaan warga yang jadi korban kabut asap.
"Kita baca di media ada pejabat pusat mengatakan kabut asap tak separah di pemberitaan media serta menyebut kabut asap di Pekanbaru sudah clear dan langit terlihat biru, itu pernyataan yang menyakiti perasaan warga yang siang malam jadi korban kabut asap," sesalnya.
Dosen Universitas Islam (UIR) Riau ini mengingatkan pejabat dan aparat jangan menambah sakit hati warga Riau yang sudah menderita akibat kabut asap.
"Sudahi urusan kepentingan pribadi dan kelompok. Rakyat yang harus dipikirkan sekarang ini," cakapnya.
Sebagaimana diketahui kualitas udara di Riau semakin memburuk. Ahad (22/9/2019) malam, kualitas udara terpantau berbahaya.
Bahkan berdasarkan informasi di situs resmi BMKG yakni bmkg.go.id, pada pukul 21.44 WIB konsentrasi partikulat PM10 sudah melewati batas tertinggi pada level berbahaya dengan angka 748,628 ugram/m3.
Hal yang sama juga ditampilkan situs LKH yang menyatakan saat ini kualitas udara di Pekanbaru sudah level berbahaya, bahkan mencapai angka 790.
Untuk diketahui Kualitas udara terdiri 5 level. Level pertama adalah udara Sehat ditandai dengan warna hijau dengan konsentrasi partikulat berkisar 0-50.
Sedangkan udara dengan kategori sedang ditandai warna kuning dengan konsentrasi partikulat berkisar 50-150.
Udara tidak sehat ditandai dengan warna cokelat dengan konsentrasi partikulat 150-250. Udara sangat tidak sehat ditandai dengan warna merah dengan konsentrasi partikulat 250-350.
Sementara udara berbahaya ditandai dengan warna ungu dengan konsentrasi partikulat lebih dari 350.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Riau, Lingkungan |