![]() |
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Riau Siti Astiyah memprediksi perekonomian Riau triwulan IV 2018 akan sedikit melambat dibandingkan realisasi triwulan III 2018. Pertumbuhan ekonomi di triwulan IV 2018 diperkirakan hanya tumbuh di kisaran 2,50 - 3,00 persen (yoy).
"Sumber perlambatan utama diperkirakan dari melambatnya ekspor luar negeri akibat terkontraksinya pertumbuban harga komoditas utama serta gejolak perdagangan dunia yang berpengarih terhadap ekspor luar negeri Riau," ujar Siti saat membuka acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia yang menghadirkan pembicara seorang Pengamat Ekonomi Nasional, Aviliani.
Ia menyampaikan untuk perekonomian Riau pada triwulan III 2018 lalu tumbuh sebesar 2,98 persen. Membaik dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 2,91 persen.
Menurut Siti, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan III sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera yang juga mengalami peningkatan. Yaitu dari 4,66 persen pada triwulan II 2018 menjadi 4,72 persen pada triwulan III 2018.
"Namun kondisi tersebut berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat dari 5,27 persen pada triwulan II 2018 menjadi 5,17 persen pada triwulan III 2018," terang Siti.
Sementara itu, ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani saat menjadi pembicara mengungkapkan pemerintah daerah khususnya di Riau diminta untuk tidak membuat banyak peraturan daerah (Perda) yang bisa menghambat iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Karena menurut Aviliani, banyak peraturan daerah di Indonesia yang memang justru membuat iklim ekonomi ataupun investasi menjadi makin sulit.
"Harusnya keberadaan Perda itu memudahkan orang berusaha, berinvestasi dan membuat pelaku usaha nyaman," ujarnya.











































01
02
03
04
05


