BERBEKAL kompetensi tinggi (good competency), best charater, serta komitmen dan loyalitas terpuji Rivaie Rachman (RR) boleh disebut sebagai seorang birokrat teknokrat yang melintasi zaman. RR seorang birokrat profesional cendekiawan yang dibutuhkan pada rezim yang berbeda. RR mampu berpikir, berbuat dan menempatkan dirinya secara tepat, do the right things and do the things right untuk mencapai tujuan organisasi pemerintahan yang diberi mandat oleh masyarakat. Mengerjakan sesuatu yang benar dan mengerjakan sesuatu dengan benar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Apa pun sistem pemerintahan, semuanya memerlukan birokrasi handal, yang dikelola dengan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, akuntabel, efektif, dan efisien serta mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Birokrasi dengan tata kelola yang baik (good governance) menjamin fungsi-fungsi manajemen pemerintahan berjalan dengan baik dan tidak ada penyalahgunaan wewenang.
Birokrasi ideal seperti itulah yang diimpikan, sehingga dipandang perlu adanya sebuah kementerian yang mengurus reformasi birokrasi. Namun tahun berganti tahun, Gerakan reformasi birokrasi belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Indikasinya, birokrasi masih terperangkap oleh berbagai isu. Seperti misalnya penyalahgunaan wewenang akibat perilaku ASN yang koruptif. Penyakit inefisiensi masih merajalela, baik dalam penggunaan anggaran maupun akibat lemahnya perencanaan. ASN umumnya enggan beranjak dari zona nyaman. Semua urusan dikelola dengan cara-cara lama (business as usual), miskin kreativitas dan inovasi.
Intinya reformasi birokrasi baru sebatas slogan dan ganti atribut, sementara mentalitas ASN-nya belum mengalami transformasi atau perubahan sikap mental sesuai tuntutan perubahan. Akibatnya, banyak urusan pemerintahan yang salah urus. Sistem birokrasi yang handal diperlukan agar roda pemerintahan berjalan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
Ketika kita berhadapan dengan berbagai permasalahan birokrasi tersebut, kita memerlukan figur seperti RR. RR memang tidak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi menteri kabinet yang berurusan dengan reformasi birokrasi, atau orang nomor satu di Riau sebagai gubernur kepala daerah, tapi sebagai seorang teknokrat, RR disegani banyak pihak. Namun siapapun tahu di Riau, RR adalah tempat bertanya semua persoalan yang menyangkut birokrasi pemerintahan.
RR merupakan sosok dengan rasa percaya diri yang sangat tinggi. Dia teguh dalam pendiriannya karena menguasai masalah secara mendalam. Ketika sebagai bawahan Gubernur Soeripto, RR dikenal sering berbeda pandangan dengan sang Gubernur. Tapi harap dicatat, berbeda pandangan bukan bermusuhan. Hal itu tejadi karena RR memiliki integritas yang tinggi dan sangat menguasai perasalahan sehingga mampu memberi argumentasi yang logis dan kuat kepada atasannya.
Salah satu contoh, bagaimana RR menolak lokasi industri pulp and paper milik RAPP yang semula sudah disetujui Gubernur Soeripto untuk dibangun di Desa Penghidupan, Kecamatan Kampar Kiri, jauh di hulu dibandingkan dengan lokasi industri yang sekarang di Pangkalan Kerinci. Penolakan RR ini kemudian diakui tepat oleh Gubernur Soeripto maupun oleh pimpinan tertinggi RAPP.
Namun RR memiliki loyalitas dan komitmen yang tinggi terhadap pimpinannya. Pada pemilihan Gubernur Riau tahun 1993 (periode kedua bagi Gubernur Soeripto), sebenarnya ini adalah peluang emas bagi RR untuk terpilih sebagai Gubri dengan mengalahkan Soeripto. Betapa tidak, RR adalah salah seorang calon yang mendampingi Soeripto. Dan 28 orang anggota Fraksi Karya Pembangunan (fraksinya Gorlkar), mayoritas dari 45 orang anggota DPRD Riau, sudah siap pasang badan memenangkan RR (ketua Golkar Riau) bersama anggota fraksi lain yang memiliki hubungan emosional kedaerahan. Namun pada rapat pukul 07.30 sesaat sebelum pemilihan, semua kami yang berdebar menunggu jawaban RR, mendapatkan sikap tegas RR. Dengan suara tenang berwibawa, RR menyampaikan, Golkar sudah membuat keputusan mendukung Soeripto. Pusat menghendaki Soeripto kembali menjadi Gubernur Riau, mari kita dukung. Kita tidak boleh menggunting dalam lipatan.
Ketokohan RR bagi kalangan pemerintahan di Provinsi Riau khususnya, tak diragukan sama sekali. Sebagai seorang manajer maupun sebagai seorang pemimpin susah dicari tandingannya. Dalam obrolan singkat saat pemakaman jenazah RR di Taman Makam Pahlawan Kusuma Dharma Pekanbaru, Senin dua hari lalu, Gubernur Syamsuar menyebut, “Pak Rivaie memiliki karisma, dia disegani.” Dalam kesempatan lain Saleh Djasit Gubernur Riau pada masanya menyebut, “Dia seorang putra Melayu yang sangat besar tanggungjawabnya membangun Riau sehingga daerah ini bisa bangkit dan berkembang..” (buku biografi RR, “Bergantung Kedermawanan Pusat”, 2007).
Sampai usia 87 tahun, RR masih memiliki kejernihan berpikir dan berbicara, dan tetap mengingat segala hal seluk beluk sampai hal yang sekecil-kecilnya tentang pembangunan Riau. Rasanya tak salah menjuluki RR sebagai ensiklopedi birokrasi Riau.
Kini ensiklopedi itu telah berlayar mengharungi samudera sepi tak bertepi seorang diri, tapi kita percaya, sebagai seorang pemimpin Melayu dia paham membaca bintang di langit sebagai pedoman. RR telah meninggalkan jejak-jejak untuk diteladani oleh RR-RR muda di Bumi Lancang Kuning ini. Esa hilang dua terbilang.***
Penulis | : | Ketua Umum Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR) Dr drh Chaidir. |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Cakap Rakyat |