PEKANBARU (CAKAPLAH) - Tepat pada tanggal 17 Agustus 2017 pekan depan, Republik Indonesia berusia 72 tahun. Bagaimana perkembangan Indonesia di mata para veteran? Simak wawancara khusus CAKAPLAH.COM dengan Ketua DPP Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Provinsi Riau, H Syamsul Djafar SH di sela-sela temu ramah memperingati Hari Veteran Nasional Tahun 2017 ke 68, Rabu (10/8/2017) di Gedung Veteran, Jalan Cut Nyak Dien, Pekanbaru.

Diusia 72 Indonesia, seperti apa bapak melihat perkembangan Indonesia saat ini?

Dalam rangka HUT RI yang ke 72 tahun, saya melihat Indonesia sudah banyak kemajuan. Meski di sana sini masih ada hambatan-hambatan dan gangguan, sehingga masyarakat belum merasakan secara keseluruhan (pembangunan).

Bagaimana pandangan veteren dan para pejuang Indonesia melihatnya?

Saya kira pemerintah di daerah maupun di pusat sudah memegang aturan-aturan yang cukup ketat, terutama dalam menyelenggarakan kehidupan bernegara.

Seperti apa dari segi pembangunan Indonesia sekarang?

Pembangunan sudah ada kemajuan dibandingkan dulu. Terutama di Indonesia bagian Timur, betul-betul sudah dijalankan pembangunan. Seperti jalan tol yang tujuannya memperlancara ekonomi masyarakat. Termasuk juga program-program yang dilaksanakan di Provinsi Riau seperti Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, yang nanti akan menyambung dari Lampung sampai ke Aceh. Semua itu tentu merupakan kemajuan yang kita rasakan sekarang ini.

Untuk segi pertahanan keamanan Indonesia saat ini?

Veteran ini sebenarnya bagian dari sistem keamanan Indonesia, dengan pertahanan rakyat semesta. Sekarang ini banyak sekali ancam-ancaman semaca‎m pemecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kemudian rasa persatuan rakyat Indonesia pun mulai menipis karena adanya ancaman isu SARA (suku, agama, ras dan antar golongan). Semua itu bisa mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Makanya perlu kewaspadaan generasi penerus. Generasi penerus itu bukan hanya aparat TNI dan Polri tetapi meliputi pemerintah dan elemen masyarakat seperti mahasiswa dan pelajar harus waspada.

Dengan artian mempelajari kemajuan-kemajuan yang bisa menimbulkan sifat negatif. Misalnya elektronik yang merupakan perkembangan luar biasa tapi juga bisa menimbulkan perpecahan.

Bagaimana ancaman dengan negara-negara asing?

Untuk masalah ketahanan nasional terutama di laut saya melihat sekarang sudah semakin maju, dimana di Laut Cina sudah ada pusat ketahanan nasional. Tentu semua itu merupakan kemajuan dalam rangka menjaga negara kedaulatan Republik Indonesia.

Begitu juga alat-alat ketahanan negara kita sudah canggih-canggih. Termasuk pasukan-pasukan Indonesia yang dikirim untuk dunia atas nama PBB, itu juga termasuk kemajuan dan turut serta Indonesia menciptakan perdamaian dunia dan negara Indonesia sendiri.
‎
Lantas bagaimana pandangan bapak melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia‎ saat ini?

Dari segi ekonomi Indonesia sekarang ini sedang lemah terutama bagi masyarakat di kalangan bawah. Ada banyak masyarakat kita yang usahanya tidak bisa maju karena dilanda berbagai masalah, seperti transportasi, distribusi, harga dan masalah pungli.
Semua itu disebabkan mental aparat dan pengusaha yang tidak merakyat. Seperti contoh baru-baru ini terjadi beras oplosan dari plastik, belum lagi ada kabar naiknya harga garam.

Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah karena tidak seharusnya masyarakat memikirkan hal-hal seperti itu. Bagaimana zaman sekarang ini masyarakat Indonesia bisa menikmati kemerdekaan itu.