Gubernur Riau, Syamsuar.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Peredaran Narkoba di Riau sangat memprihatinkan. Tidak saja orang dewasa, bahkan anak Sekolah Dasar (SD) pun ada yang menjual narkoba.
"Di Kepulauan Meranti anak SD pun ikut jual narkoba. Di Kampar saya dengar ada juga, tapi saya lupa nama desanya. Jadi ini (narkoba) sudah menjadi persoalan besar di Riau," kata Syamsuar saat memberi sambutan pada pelantikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, di Gedung Daerah Pekanbaru, Jumat (26/7/2019).
Syamsuar mengatakan, kenapa pemerintah dan petugas saat ini sulit memberantas narkoba? Karena di antara masyarakat Riau banyak hidupnya dari narkoba.
"Semua karena pulus (uang), hidupnya dari situ (narkoba). Jadi tidak hanya oknum, orang tak tahu masyarakat juga terlibat di situ. Jangan dibilang mereka mancing-mancing menunggu ikan, tapi ada yang lebih besar dari itu uangnya miliaran, satu kilogram sabu-sabu itu harganya Rp1 miliar," katanya.
Syamsuar mencontohkan, baru-baru ini ada penangkapan sabu-sabu di perairan Riau sebesar 34 Kg. Kalau 1 Kg uangnya Rp1 miliar berarti semua Rp34 miliar, kalau upahnya 10 persen sudah berapa uangnya.
"Ini tugas besar, mari kita sama-sama tangani masalah narkoba ini dengan membangun ekonomi umat. Kalau ekonomi bagus tak laku lagi narkoba," ujarnya.
Bahkan saat Syamsuar turun untuk mengatas mengatasi masalah abrasi di pulau terluar, Bengkalis, Rangsang, Rupat, masyarakat selalu bilang bagaimana mereka tak terlibat peredaran terlarang itu, karena dari sana sumber ekonominya.
"Maka saya berkeinginan kembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di sana. Hal ini agar narkoba tidak lagi menjadi sumber pemasukan bagi masyarakat. Saya yakin ketika ekonmi masyarakat bagus peredaran narkoba bisa dikurang," cakapnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Riau, Hukum, Pemerintahan |