PEKANBARU (CAKAPLAH) - Hubungan Gubernur Riau Syamsuar dengan wakilnya Edy Natar Nasution kini sedang tidak baik-baik saja.
Puncaknya Edy Natar membatalkan agenda Safari Ramadan di kabupaten kota karena merasa adanya pemotongan bantuan masjid oleh Gubernur Riau. Retaknya hubungan kedua pemimpin Riau itu bahkan sudah terekspos ke media, bahkan beredar suara percakapan Edy Natar yang sedang emosi karena pemotongan bantuan masjid tersebut.
Terkait hal itu, Gubernur Riau (Gubernur), Syamsuar masih enggan menanggapi soal pemotongan bantuan masjid untuk tim Safari Ramadhan Wagubri, Edy Natar Nasution. Menurut Gubri, hal tersebut tidak perlu diluruskan dengan alasan semua orang sudah mengetahui. Hanya saja ia tidak menjelaskan maksud orang sudah tahu itu.
"Itu (pernyataan Wagubri soal pemotongan bantuan masjid) usah lagi diluruskan. Tak perlu kita luruskan, dan semua orang sudah tahu," kata Gubri kepada CAKAPLAH.com saat Safari Ramadhan di Masjid Nurul Jannah, Rumbai, Pekanbaru, Ahad (9/4/2023).
Sebelumnya, Wagubri Edy Natar Nasution membernarkan, jika beberapa hari belakangan ini ia tidak melaksanakan agenda Safari Ramadhan ke masjid-masjid yang telah dijadwalkan sebelumnya.
"Iya, saya tidak melaksanakan Safari Ramadan ke masjid kabupaten kota yang sudah dijadwalkan. Ini karena ada sedikit masalah pada bantuan yang akan disalurkan untuk masjid, sebab adanya pemotongan anggaran yang diperintahkan oleh Gubri untuk tim Safari Ramadan saya," kata Wagubri.
Wagubri mengatakan, jika bantuan untuk masjid yang dipotong Gubernur Riau jumlahnya mencapai 50 persen. Padahal sebelumnya anggaran itu sudah disepakati bersama dan akan disalurkan untuk masjid yang membutuhkan bantuan tersebut.
Sesuai kesepakatan awal bantuan tunai yang akan diserahkan Gubri dan Wagubri selama Safari Ramadan masing-masing berjumlah sebesar Rp50 juta. Namun ditengah perjalanan Safari Ramadhan, Gubri memerintahkan untuk memotong anggaran tim Wagubri jadi Rp25 juta. Sementara untuk tim Gubri tetap Rp50 juta.
"Untuk itu, saya membatalkan dan menghentikan Safari Ramadan ini karena akan mengecewakan masyarakat, dan saya juga tidak mau berbohong kepada masyarakat," tegas Wagubri.
Perlakukan ini, tegas Wagubri, juga merupakan bentuk ketidakadilan yang harus dihentikan. Tambah lagi safari tesebut kegiatan di bulan suci Ramadan dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
"Pemotongan anggaran ini dilakukan setelah kunjungan ke 4 yakni ke Kabupaten Siak, Rokan Hilir, Kampar dan Kota Dumai. Setelah jadwal seterusnya ada perintah dari beliau (Gubernur) untuk tim Wagubri dikurangi menjadi Rp25 juta," terangnya.
"Anggaran itu kan bukan bantuan pribadi, melainkan bantuan dari BRK Syariah berupa CSR. Tahun lalu semua juga berlaku sama, baik tim Gubernur maupun tim Wagubri sama-sama menyalurkan bantu Rp50 juta per masjid, sekarang kok dibeda-bedakan dan beliau yang memerintahkan langsung," ungkapnya.
Untuk itu, mantan Danrem 031 Wirabima menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat karena tidak melanjutkan Safari Ramadan, sebab ia juga tidak ingin masyarakat kecewa atas ketidakadilan ini.
"Mohon maaf, saya tidak melanjutkan Safari Ramadhan, karena ada perlakuan yang tidak adil dari Gubernur. Saya harap masyarakat bisa memahami, dan tidak kecewa dengan pembatalan yang saya lakukan ini," tutupnya.***
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |