Aidil Amri
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Komisi III DPRD Pekanbaru mendukung penuh langkah antisipasi terhadap potensi aktivitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) Pekanbaru yang gencar dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru.
Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru Aidil Amri menekankan perlunya sosialisasi yang kontinu atau berkelanjutan dan melibatkan perwakilan orangtua di setiap kecamatan atau kelurahan.
"Jelang regulasi tentang LGBT di Kota Pekanbaru, pencegahan harus ekstra diperkuat, terutama di titik-titik berpotensi," katanya, Rabu (6/12/2023).
Aidil mengakui memang mendapat laporan dari masyarakat terkait dugaan-dugaan aktivitas LGBT di Pekanbaru. Hasil razia Satpol PP belum lama ini juga mengindikasikan keberadaan pasangan pelajar dalam kelompok tersebut.
"Maka, dalam konteks pencegahan, peran orangtua menjadi pengawas utama. Pengawasan tidak hanya terbatas pada pergaulan, tapi juga pada perangkat HP anak-anak, terutama di grup WhatsApp yang harus bebas dari sinyalemen pergaulan bebas atau LGBT," tegasnya.
Langkah lebih lanjut mencakup pencegahan di sekolah dengan mengundang ustadz untuk ceramah dan mengintegrasikan materi terkait dalam kurikulum.
"Mari bersama-sama cegah keluarga kita agar terhindar dari aktivitas LGBT," harap Aidil Amri, menggarisbawahi pentingnya peran bersama dalam mengatasi potensi tersebut.
Diberitakan CAKAPLAH.com sebelumnya, Kecamatan Kulim Kota Pekanbaru bergerak cepat dan kontinu untuk memberantas peredaran LGBT di Kota Bertuah.
Sebagai daerah yang berbatasan dengan kabupaten tetangga, Kecamatan Kulim gencar untuk memberikan penyuluhan ke masyarakat anak bahanya LGBT.
Seperti penyuluhan yang ditaja Kecamatan Kulim di Masjid Al Husni di Kelurahan Mentangor, yang mengumpulkan tokoh tokoh dan sesepuh Kulim dengan menghadirkan Ketua MUI Pekanbaru Prof Akbarizan, Ahad (03/12/2023).
Camat Kulim, Raja Faisal mengatakan, bahwa pihaknya sesuai dengan arahan Pj Walikota Pekanbaru melaksanakan penyuluhan ke masyarakat.
"Kita melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya LGBT. Kita hadirkan MUI Pekanbaru untuk memberikan pemahaman kepasa warga sekitar, pengurus mesjid, tokoh agama, dan para sesepuh Kulim," katanya.
"Poin penting yang dibahas adalah bagaimana sama - sama mencegah, memerangi LGBT. Karena LGBT ini tak bisa di detect. Kalau tak bersama kita memberantasnya akan berat," ujarnya.
Ia mengatakan, bahwa memang yang diperlukan adalah pengawasan orang tua terutama kaum ibu untuk bisa membentengi diri dan keluarga terutama anak akan bahaya nya LGBt ini.
"Apalagi LGBT ini sudah menyasar ke para siswa, ini yang kita ingin mencegah sekaligus memberantasnya," katanya.
Ia mengatakan, kepada para warga, jika ada melihat hal hal yang mencurigakan terkait LGBT bisa melaporkan langsung ke pihak Kecamatan untuk ditindaklanjuti.
"Kalau melihat ada yang mencurigakan, laporkan ke Kecamatan, nanti bersama Forkopimcam kita akan telusuri dan kita cegah, juga memberi pemahaman," katanya.
Ia mengatakan, bahwa MUI Pekanbaru juga banyak memberi kiat kiat dan pemahaman kepada warga akan bahayanya LGBT tersebut.**
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Delvi Adri |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |