Ketua Umum Forum Komunikasi Masyarakat Riau (FKPMR) Chaidir.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua Umum Forum Komunikasi Masyarakat Riau (FKPMR) Chaidir mengatakan, tim transisi yang dibentuk pemerintah pusat dalam proses persiapan peralihan Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina, tanpa melibatkan Riau.
Tanpa dilibatkannya daerah tersebut, membuat Chaidir khawatir dengan pengelolaan Blok Rokan tersebut. Ia mengkhawatirkan pengalaman di Blok Mahakam terulang kembali.
"Tim transisi itu dianggap kewenangan pusat tanpa melibatkan daerah,meliputi SKK Migas, Petamina, dan Kementrian ESDM. Kita khawatir, soalnya masih banyak PR di Blok Rokan. Kita tak ingin terulang pengalaman di (Blok) Mahakam, dimana ketika diberi ke daerah, produksi anjlok," kata Chaidir.
Pemerintah daerah, kata Chaidir, sangat perlu dilibatkan dalam tim transisi, dengan harapan agar produksi minyak pasca peralihan dari Chevron ke Pertamina tidak anjlok.
"Jangan nanti begitu diserahkan sudah sangat menurun. Sekarang memang sudah sangat menurun hingga 170.000 barel per hari. Kalau tidak ada drilling, otomatis turun. Kita khawatir bagaimana dengan fasilitas yang selama ini dikelola Chevron, masalah pipa, masalah tenaga kerja. Pengalihan ini harus mulus sehingga bisa dioptimalkan Pertamina," jelasnya.
Mantan ketua DPRD Riau ini mengatakan, tertutupnya akses Riau dalam kerja Tim Transisi Blok Rokan, bisa berdampak pada anjloknya produksi Blok Rokan saat diserahkan ke daerah. Sebab, daerah tidak memiliki data pasti tentang kondisi Blok Rokan sesungguhnya saat diserahkan.
Untuk diketahui, Blok Rokan sendiri memang sedang mengalami penurunan produksi dari masa ke masa. Dari yang dulu pernah sampai 1 juta barel, saat ini di bawah 200 ribu barel per hari.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Riau |