Warga Tanjungsamak Ngadu ke Dewan
|
MERANTI (CAKAPLAH) - Lebih dua tahun Jalan Sudirman yang merupakan jalan utama di jantung kota Kecamatan Rangsang tepatnya di Tanjungsamak, belum juga disemenisasi. Akibatnya, debu dari penimbunan jalan itu mengganggu aktivitas warga sekitar.
Keluhan ini disampaikan Kepala Dusun 3 Tanjungsamak, Pandi, dan beberapa warga Tanjungsamak lainnya saat hadir di reses Fauzi Hasan SE, Anggota Komisi II DPRD Kepulauan Meranti, kemarin. Kata warga, debu dari material penimbun jalan utama ini beterbangan hingga ke rumah-rumah yang ada di pinggir jalan. Tak jarang jualan warga dipenuhi debu, terutama pada musim panas.
"Jalan ini sudah lama ditimbun, tapi belum juga diaspal. Kami harap segera lah diaspal supaya tidak ada debu lagi," ujarnya Pandi, diamini oleh warga yang lain.
Selain keluhan persoalan debu, warga juga berharap pos pengawas milik Imigrasi segera dijadikan unit pelaksana layanan. Terlebih, saat ini listrik di Tanjungsamak sudah beroperasi 24 jam. Dengan adanya unit pelaksana layanan, warga Rangsang yang sebagian besar bekerja di Malaysia, tak perlu lagi ke Selatpanjang untuk mengurus dokumen di imigrasi. Hal ini tentunya akan mempermudah masyarakat Rangsang, serta akan meringankan warga karena tak perlu mengeluarkan biaya lebih.
Menanggapi keluhan warga, Politisi PAN ini mengatakan, untuk pembangunan jalan utama di Tanjungsamak, telah dianggarkan Rp10 miliar di tahun 2020. Khawatir debu dari material penimbun jalan berdampak buruk pada kesehatan masyarakat, Fauzi minta Pemda menggesa pembangunan jalan Sudirman di Tanjungsamak. Ia berharap jalan itu selesai dibangun sebelum Hari Raya Idul Fitri tahun 2020.
"Kami minta jalan itu digesa pembangunannya. Saya tanya sama petugas kesehatan, katanya debu sangat berbahaya bagi kesehatan. Takutnya warga kita terganggu pernafasannya," ujar Fauzi.
Permintaan itu disampaikan Fauzi Hasan mengingat, sesuai prediksi BMKG, di Provinsi Riau akan dilanda masa kemarau yang panjang. Jika tidak diantisipasi atau terlambat pengaspalan jalan Sudirman Tanjungsamak, maka warga akan terus terpapar dengan debu. Selain itu, Fauzi juga minta kepada warga Rangsang untuk mendukung penuh pembangunan yang masuk ke sana.
"Aspirasi itu telah disampaikan, di DPRD kita perjuangkan, Insya Allah 2020 dibangun, sudah dianggarkan Rp10 miliar," beber Fauzi Hasan.
Untuk pos pengawas milik Imigrasi, sebagaimana harapan warga, Fauzi juga meminta supaya awal tahun itu dioperasikan. Sebab, sebelum ini pihak Imigrasi pernah mengatakan akan membuka unit pelaksana layanan di Tanjungsamak, andai listrik di sana sudah menyala 24 jam. "Listrik sudah menyala 24 jam sejak Januari 2019. Kalau uni pelaksana layanan di Tanjungsamak itu beroperasi, sama-sama kita lihat geliat ekonomi di Rangsang," kata Fauzi.
Untuk listrik di Rangsang, Fauzi Hasan telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan pihak PLN WRKR. Tepat di Bulan Oktober 2018, Fauzi Hasan didampingi Camat Rangsang, Tunjiarto MPd, bertemu dengan Kepala PLN WRKR, Irwansyah Putra. Dalam pertemuan itu, dibahas bagaimana supaya listrik di Pulang Rangsang dan pulau lainnya di Meranti bisa menikmati listrik 24 jam.
Permintaan dari Ketua DPD PAN Kepulauan Meranti ini rupanya mendapat respon baik dari pihak PLN, tepatnya pada awal 2019, listrik di Tanjungsamak dan sekitarnya menyala 24 jam. Saat ini, warga masih menunggu upaya Imigrasi segera merealisasikan pos pengawasan menjadi unit pelaksana layanan, sehingga mempermudah masyarakat ketika hendak berurusan ke Imigrasi, tak perlu menyiapkan banyak dana karena harus ke Ibukota Kepulauan Meranti, Selatpanjang.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Kabupaten Kepulauan Meranti |