PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru mengusut dugaan korupsi proyek pengangkutan sampah zona I dan II di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru. proyek multiyears itu bernilai Rp 165 miliar lebih.

Proyek pengangkutan sampah zona 1 dilakukan oleh pihak ketiga, yakni PT Godang Tua Jaya. Zona ini meliputi wilayah pengangkutan di Kecamatan Tampan, Payung Sekaki dan Marpoyan Damai.

Sementara proyek pengangkutan sampah zona II dilakukan rekanan dari PT Samhana Indah. Zona ini meliputi Kecamatan Pekanbaru Kota, Sail, Limapuluh, Senapelan, Bukit Raya, Tenayan Raya dan Sukajadi.

Menanggapi hal tersebut Ketua DPRD Pekanbaru, Hamdani menegaskan kepada seluruh OPD yang ada di Pemko Pekanbaru untuk lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan anggaran.

"Lebih berhati-hati dalam menggunakan anggaran, jangan jadikan pembangunan itu sebagai proyek yang dapat menguntungkan sejumlah orang," cakapnya, Senin (09/03/2020).

Selanjutnya Hamdani menerangkan bahwa selama ini banyak yang berpikiran bahwa pembangunan dapat menguntungkan dan kepentingan segelintir orang.

"Pengerjaan dan kualitasnya tidak sesuai dengan kualitas yang seharusnya. Ini kita (DPRD,red) imbau dan kita beri warning kepada OPD terkait untuk berhati-hati dan paradigma pola berpikir diubah karena proyek untuk kesejahteraan masyarakat, bukan kepentingan pribadi atau segelintir orang," ucapnya kepada CAKAPLAH.com.

Lebih jauh Hamdani berharap dengan dilakukannya asesmen oleh Pemko Pekanbaru untuk Sekretaris Daerah (Sekda), Asisten, dan juga Kepala Dinas tidak menjadi bola liar yang menyebabkan kepala OPD tidak maksimal.

"Seharusnya kepala OPD ini bekerja lebih maksimal, jika OPD tidak bekerja maksimal itu berarti menjauhi ruh evaluasi tersebut dilaksanakan," tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Seksi Intelijen Kejari Pekanbaru, Budiman, membenarkan pengusutan proyek itu. Menurutnya, jaksa penyelidik masih melakukan pengumpulan bahan dan keterangan terkait dugaan penyimpangan.

"Masih lid (penyelidikan). Kami masih dalam proses pulbaket (pengumpulan bahan dan keterangan," ujar Budiman, di Pekanbaru, Jumat (6/3/2020).

Budiman menyebutkan, penyelidikan masih dalam tahap pemeriksaan di lapangan. Para pihak terkait proyek itu juga masih dalam diklarifikasi.

Budiman belum bisa menyampaikan secara rinci terkait hasil lapangan yang sudah didapat. "Nanti kalau sudah ada perkembangan, kami informasikan lagi," ucap dia.

Proyek pengangkutan sampah zona I dan II menggunakan anggaran tahun jamak atau multiyers tahun 2018 hingga 2020. Total anggaran Rp 165 miliar lebih.

Masyarakat melaporkan proyek itu ke Kejari Pekanbaru karena menilai banyak penyimpangan yang berpotensi tindak pidana. Khususnya terkait adanya impor sampah dari luar Kota Pekanbaru, untuk memenuhi kebutuhan kuota sampah.

Untuk Zona I, PT Godang Tua Jaya harus memenuhi kuota sampah seberat 339 ton per hari. Sementara zona II yang dikerjakan oleh PT Samhana Indah, harus memenuhi tonase angkutan sampah seberat 360 ton per hari.

Untuk kerjasama dengan pihak ketiga, sistem pembayaran kerjasama disesuaikan dengan berapa banyak sampah yang diangkut. Dana kerjasama pengangkutan sampah dengan pihak ketiga akan dikembalikan lagi ke kas daerah jika nanti tidak terpakai.