Kepala BPS Riau, Misfaruddin.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Riau pada Maret 2020 mencapai US$ 1.05 miliar atau mengalami penurunan sebesar 5,63 persen dibanding ekspor bulan Februari 2020 sebesar US$ 1.12 miliar.
"Penurunan ini disebabkan oleh turunnya ekspor migas dan ekspor non migas masing-masing sebesar 47,94 persen dan sebesar 4,04 persen," ujar Kepala BPS Riau Misfaruddin, Kamis (7/5/2020).
Ia menjelaskan, ekspor Migas dari US$ 40.61 juta pada bulan Februari 2020 turun menjadi US$ 21.14 juta pada bulan Maret 2020. Demikian juga ekspor non Migas dari US$ 1.08 miliar pada bulan Februari 2020 turun menjadi US$ 1.03 miliar pada bulan Maret 2020.
Dari 10 golongan barang ekspor non migas terbesar bulan Maret 2020 dibanding Februari 2020, penurunan terjadi pada Lemak dan Minyak Hewan atau nabati sebesar US$ 58.22 juta, dan serat stapel buatan US$ 1.59 juta.
Sedangkan yang mengalami kenaikan antara lain terjadi pada kertas dan karton sebesar US$ 8.98 juta. Termasuk juga berbagai produk kimia US$ 8.64 juta dan bahan kimia organik US$ 5.60 juta.
Sementara itu, selama Januari hingga Maret 2020, nilai ekspor Riau mengalami kenaikan sebesar 12,34 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh naiknya ekspor non migas sebesar 15,88 persen, meskipun ekspor migas turun sebesar 45,55 persen.
"Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 100,00 persen, meskipun ekspor industri pengolahan hasil minyak naik sebesar 32,96 persen," ungkapnya.
Masih kata Misfaruddin, selama Januari-Maret 2020, ekspor 10 golongan barang utama non migas memberikan kontribusi sebesar 98,75 persen terhadap total ekspor non migas.
"Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang utama non migas tersebut mengalami kenaikan sebesar 15,72 persen terhadap periode yang sama tahun 2019," ujarnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Riau |