Ilustrasi.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat perekonomian Riau tahun 2020 mengalami penurunan (kontraksi) sebesar 1,12 persen.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Provinsi Riau Misfaruddin, Senin (8/2/2021). Ia mengatakan perekonomian Riau bila dihitung tanpa migas sepanjang 2020 lalu turun 0,20 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2020 turun 1,12 persen. Dari sisi produksi lapangan usaha jasa perusahaan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi mencapai 24,65 persen," ujar Misfaruddin, Senin (8/2/2021).
Sementara itu dari sisi pengeluaran, pihaknya mencatat komponen pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 6,39 persen.
Menurutnya perekonomian Riau sepanjang 2020 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp729,17 triliun. "Sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp490,02 trliun," cakapnya.
Selanjutnya untuk triwulan IV/2020, ekonomi di Bumi Lancang Kuning mengalami pertumbuhan minus 1,47 persen secara year on year (yoy). Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 24,66 persen. Kemudian dari sisi pengeluaran, komponen pembentukan modal tetap bruto mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 4,66 persen.
"Bila dihitung tanpa migas, ekonomi Riau pada triwulan IV/2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,20 persen," ujarnya.
Adapun secara spasial sepanjang 2020 lalu, Riau berkontribusi sebesar 4,62 persen terhadap perekonomian nasional. "Provinsi Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia, atau terbesar di luar Pulau Jawa," tutupnya.