Apel siaga oleh Pemcam Tebingtinggi Timur/ilustrasi
|
MERANTI (CAKAPLAH) - Bupati Irwan memerintahkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Meranti untuk segera mengumpulkan seluruh camat dan kepala desa dalam rangka mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Menghadapi musim kemarau, semua personil, peralatan dan sumber air sudah harus siap andai sewaktu-waktu terjadinya Karhutla.
Pesan itu disampaikan Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan MSi, kepada Kepala BPBD Idris Sudin beberapa waktu lalu. Kata H Irwan, semua pihak jangan terfokus pada satu persoalan Covid-19 saja. Pasalnya, untuk di Kepulauan Meranti yang notabenenya banyak lahan gambut, Karhutla menjadi ancaman serius setiap tahunnya. Dampak yang ditimbulkan dari Karhutla juga tidak sedikit.
Untuk itu, menghadapi musim kemarau, Bupati Irwan meminta BPBD mengumpulkan camat dan kepala desa se Kepulauan Meranti guna menyatukan persepsi dalam rangka mengantisipasi terjadinya Karhutla. Melalui camat dan pihak desa, masyarakat peduli api (MPA) yang sudah terbentuk harus diaktifkan kembali. Selain itu, pesan Irwan lagi, pihak kecamatan dan desa harus melakukan pengecekan terhadap peralatan pemadaman yang dimiliki dan menyiapkan sumber-sumber air untuk menghadapi datangnya musim kemarau.
"Kalau tak bisa mengumpulkan seluruh camat dan kepala desa dalam satu kesempatan, kumpulkan saja perkecematan atau dua kecamatan sekali pertemuan. BPBD tolong siap siaga, kepala desa aktifkan lagi MPA, semua peralatan pemadaman kebakaran dicek kembali, sumber-sumber air dicek kembali sebelum musim kemarau itu sampai pada waktunya," kata H Irwan.
Disampaikan H Irwan, khusus di Kepulauan Meranti, Karhutla bukanlah sesuatu hal yang baru. Setiap tahun, ada saja lokasi-lokasi di tiap pulau mengalami kebakaran. Untuk itu, semua pihak diminta bersiap siaga untuk meminimalisir terjadinya Karhutla. "Saya fikir, ini bukan suatu hal yang baru lagi karena kita sudah tau dimana saja langganan kebakaran di tiap pulau. Misalnya, di Pulau Rangsang terbakarnya dimana, Tebingtinggi terbakarnya dimana, pulau padang dimana, itu kita sudah tahu. BPBD harus siap siaga," pesan H Irwan.
Merespon apa yang menjadi atensi pimpinan, Pemerintah Kecamatan Tebingtinggi Timur segera menggelar apel siaga. Apel siaga dalam rangka mewaspadai munculnya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Kecamatan Tebingtinggi Timur (Pemcam 3T) ini digelar di Lapangan Gedung Serbaguna Desa Lukun, Sabtu (11/7/2020) pagi.
Apel siaga tersebut melibatkan puluhan orang yang terdiri dari aparatur dua desa yang bertetangga yakni Desa Lukun dan Batin Suir. Selain itu, apel juga diikuti MPA dari kedua desa, tokoh masyarakat, serta diikuti personel Bhabinkamtibmas Polres Kepulauan Meranti, Babinsa Koramil Selatpanjang dan personel BPBD Kepulauan Meranti.
Pelaksana Harian (Plh) Camat Tebingtinggi Timur Rudi Hasan bertindak sebagai pembina upacara. Dalam pengarahannya, Rudi menjelaskan apel siaga karlahut dilakukan sebagai langkah mewaspadai munculnya musibah kebakaran baik lahan hutan, perkebunan maupun pemukiman warga. "Meski dua hari lalu kita menikmati guyuran hujan namun kita tetap harus waspada terhadap musibah karlahut. Soalnya, diprediksi kita segera memasuki musim panas," ungkap Rudi.
Menurut Rudi lagi, pelaksanaan apel siaga di Desa Lukun dilakukan karena daerah tersebut rawan karlahut. Bahkan hampir setiap tahun terjadi, dimana terakhir tahun 2019 luas lahan terbakar di desa tersebut mencapai seribuan hektare. "Namun kita bersyukur tahun 2020 ini belum ada terjadi karlahut di desa ini dan itu harus kita pertahankan dengan memperkuat semangat kebersamaan, kerjasama atau sinergi, dan kerja keras," kata Rudi.
Untuk mengantisipasi karlahut, Rudi meminta aparatur desa dan MPA mulai melakukan patroli rutin. Selain itu juga melakukan sosialisasi kepada warga khususnya warga yang bekerja membuka lahan perkebunan dan yang pekerjaannya bersentuhan dengan hutan seperti pencari madu lebah dan pemancing ikan air tawar. "Arahkan agar warga yang membuka kebun juga membuat sumur atau parit pada jarak tertentu di lahannya sebagai salah satu sumber air," harap dia.
Keberadaan sumber air di Desa Lukun sangat penting karena lahan perkebunan dan hutan di kawasan tersebut tidak memiliki embung dan kanal. Berbeda dengan desa lainnya yang memiliki kanan-kanal yang dibangun untuk pengelolaan air tanaman sagu.
Selain apel siaga, juga dilakukan pengecekan peralatan pemadam api seperti mesin pompa air dan slang. Hasil pengecekan, beberapa peralatan perlu segera diperbaiki agar selalu siap untuk digunakan. (Advertorial)
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Kabupaten Kepulauan Meranti |