PEKANBARU (CAKAPLAH) - Meski belum merupakan hasil resmi penetapan KPU, tetapi dari data yang dirangkum, target besar Partai Golkar Riau untuk memenangkan 60 persen Pilkada di 9 daerah di Riau, sepertinya bakal sulit dipenuhi.
Untuk menang 60 persen, setidaknya Golkar harus menang di 5 daerah dari 9 daerah yang menggelar Pilkada. Namun, dari rangkuman berbagai sumber yang disimpulkan CAKAPLAH.com, baru dua daerah peluang Golkar memenangkan pilkada serentak.
Potensi terebut ada di Kabupaten Kuantan Singingi yang mengusung Andi Putra - Suhardiman Amby. Dari hasil hitung cepat, pasangan tersebut unggul jauh dari dua kandidat lainnya. Kemenangan di daerah ini sudah diprediksi banyak pihak mengingat sang calon bupati merupakan anak dari mantan bupati Kuansing dua periode sekaligus politisi senior Partai Golkar, Sukarmis.
Sementara, dari website resmi KPU, Pilkada2020.KPU.go.id, dari 247 TPS dari total 686 TPS di Kuansing, sementara ini, perolehan suara yang didapatkan oleh paslon ASA tertinggi dari kandidat lain, yakni di angka 25.883 suara atau 42,9 persen.
Sementara di Inhu, dari 5 Paslon yang maju, pasangan yang diusung Golkar yakni Rezita - Junaidi bersaing ketat dan saling klaim dengan pasangan yang diusung PKS - PKB, Rizal Zamzami - Yoghi Susilo, dan hanya terpaut tipis dari data hitung cepat yang dilakukan masing masing paslon.
Sementara itu, dari data KPU, dari 151 TPS dari total 1021 TPS di Inhu, setakat ini pasangan Rajut tersebut unggul dari pasangan lain dengan memperoleh 8630, atau 29,5 persen suara. Rezita sendiri merupakan istri dari bupati petahana, Yopi Arianto.
Sedangkan, di Rokan Hilir dan Dumai, yang sebelumnya optimis bisa diraih hasil optimal oleh Golkar, tampaknya tak sesuai harapan.
Di Dumai dari data yang dihimpun CAKAPLAH.com dari berbagai sumber data, pasangan Almarhum Eko - Syarifah yang diusung Golkar berada dibawah dari pasangan Paisal - Amris yang diusung Nasdem - PPP.
Untuk Rokan Hilir, dari data yang diperoleh juga, pasangan Afrizal Sintong - Sulaiman hingga kini masih unggul dari pasangan usungan Golkar, Asri Auzar - Fuad, dan pasangan petahana Suyatno - Jamiluddin.
Sedangkan, di lima daerah tersisa, yakni Siak, Rohul, Pelalawan, Bengkalis dan Meranti, jagoan Golkar juga kalau unggul dari pasangan lainnya. Bahkan kemenangan lawan sudah diakui para kandidat lain yang bertarung di daerah tersebut.
Di Bengkalis, pasangan Indra Gunawan Eet - Syamsu Dalimunte disebut-sebut kalah unggul dari dari pasangan Kasmarni - Bagus Santoso. Bahkan kemenangan KBS sudah diakui oleh kandidat lain yakni Abi Bahrun - Herman.
Di Siak, meski Ketua Golkar Riau merupakan mantan bupati 2 periode, tampaknya tak berpengaruh banyak dengan pilihan masyarakat. Pasangan Alfedri - Husni yang didukung langsung oleh mantan Bupati Siak, Arwin menang telak di angka lebih dari 50 persen dari hasil real count yang diumumkan pasangan petahana itu. Sedangkan pasangan usungan Golkar yakni Said Arif - Sujarwo hanya mampu menguntit dibawahnya dengan perolehan sekitar 24 persen suara.
Di Meranti, jagoan usungan Golkar, Said Hasyim yang juga merupakan wakil bupati Meranti harus mengakui kekalahan dari pasangan Adil - Asmar. Bahkan, kemenangan Adil - Asmar sudah diakui oleh kandidat lainnya, yakni Hery Saputra - Khozin.
Sementara di Pelalawan, pasangan yang diusung PDIP, PKB dan PPP Zukri-Nasarudin, masih unggul atas pasangan usungan Golkar Adi Sukemi - Rais yang juga merupakan anak dari bupati Harris. Kemenangan Zukri tersebut juga telah diakui oleh kandidat Abu Mansyur - Habibi.
Terakhir, di Rokan Hulu persaingan ketat terjadi antara petahana Sukiman-Indra Gunawan dengan Hafith-Erizal. Sedangkan jagoan Golkar Hamulian - Topan masih tertinggal dari dua pasangan terebut.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris, bahwa anjloknya target Golkar di Pilkada serentak 9 daerah 2020 Riau adalah preseden buruk bagi Ketua Golkar yang juga merupakan gubernur Riau, Syamsuar.
"Kita tak bisa berandai-andai, karena keputusan final juga belum ada. Akan tetapi, jika melihat peta perolehan suara saat ini Golkar baru berpotensi menang di 2 wilayah yakni Inhu dan Kuansing, target 60 persen kemenangan asumsi saya tidak akan tercapai. Oleh karenanya ini akan menjadi preseden buruk bagi pak Syam (Syamsuar) selaku Ketua Golkar yang dinilai tidak optimal menggerakkan mesin partai," papar Aidil Haris.
Aidil Haris menjelaskan, dari aspek komunikasi politik, bahwa perhelatan Pilkada, tidak sekedar melihat perahu partai politik, tetapi track record figur juga menjadi perhatian pemilih.
"Nah, meskipun Golkar memperoleh suara terbanyak pada Pemilu lalu, tetapi belum tentu merepresentasikan perolehan suara pada Pilkada, ini yang terjadi pada Golkar saat ini," tukasnya.