MERANTI (CAKAPLAH) - Hasil laboratorium pengujian atas sampel beras diduga mengandung plastik di Kepulauan Meranti akhirnya terjawab. Sampel beras itu diuji di laboratorium BBPOM RI di Pekanbaru.
Beberapa hari lalu, sempat menghebohkan warga Meranti ada dugaan beras sintetis atau beras mengandung plastik. Video dan foto terkait dugaan beras mengandung plastik beredar di WhatsApp Group.
Menjawab kerisauan warga, beberapa pihak seperti Disperindag, Satpol PP, dan kepolisian langsung gerak cepat. Sampel beras diduga mengandung plastik yang diambil dari warga dan dari minimarket tempat menjual beras itu dibawa ke BPOM RI di Pekanbaru, Senin (16/10/2023).
Kemudian, pada tanggal 17 Oktober 2023 sampel mulai diuji oleh BBPOM dan selesai pada 19 Oktober 2023. BBPOM mengeluarkan hasil uji lab pada tanggal 20 Oktober 2023.
Menurut Plt Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H Asmar, sampel yang diuji BBPOM menenuhi syarat beras yang layak dikonsumsi. Sebab, dipastikan tidak mengandung plastik sebagaimana dikhawatirkan warga.
"Kami imbau ke masyarakat, jangan ragu lagi, itu adalah beras biasa dan layak dikonsumsi," kata Asmar, Sabtu (21/10/2023).
"Ini berkat kerjasama kita yang baik, cepat menanggapi hal-hal yang bisa meresahkan warga. Marilah kita bekerjasama membangun meranti ini, termasuk rekan-rekan media," kata Asmar lagi.
Saat konferensi pers hasil BBPOM, selain Asmar juga hadir Kasat Reskrim Iptu AGD Simamora SH MH, Kadis Kominfo Febriadi, Kadisperindag Marwan, Kadis Pertanian Ifwandi dan Kasatpol PP Tunjiarto.
Kata AGD Simamora 12 Oktober lalu memang ada salah satu masyarakat belanja salah satu minimarket, membeli beras. Setelah beras itu dimasak, bentuk nasinya lain, berbeda dengan nasi yang sering dikonsumsi. Kemudian warga tersebut melakukan uji coba manual dengan cara digumpal dan nasi itu dilempar ke lantai.
"Kata warga itu, saat dibanting ke lantai, nasi yang digumpal seperti bola memantul. Sementara ketika dicoba dengan nasi yang lain tidak," ujar Simamora.
Setelah isu itu beredar, Kapolres Andi Yul langsung memerintah Kasat Reskrim untuk melakukan penelitian. Pihak Reskrim sempat mendatangi tempat penjualan beras dan meminta penjualan dihentikan sampai hasil pemeriksaan sampel.
"Terkait peristiwa ini, kita lakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi masyarakat, Satpol Pp, pemilik swalayan," kata Simamora.
Ketika ditanya asal usul beras, Kadisperindag Marwan mengaku itu merupakan hasil alam Indonesia. Padi diolah dengan mesin canggih yang menghasilkan beras bagus atau premium.
Ditambahkan Kadis Pertanian Ifwandi, beras yang diduga mengandung plastik itu berasal dari benih IR42. Di Meranti, sebenarnya juga ada yang menggunakan benih IR42 namun pengolahannya secara sederhana sehingga hasil beras tak masuk kategori premium. (ADVERTORIAL)
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Kabupaten Kepulauan Meranti, Pemerintahan |