Sopandi pun menjadi honorer di UPT Dinas PU Bantar Rangsang Barat mulai tahun 2004. Ia bekerja lebih kurang 14 tahun di sana. Tahun 2018, Sopandi mundur karena ingin ikut bertarung di Pileg 2019.
"Waktu mau ikut Pileg, saya sampaikan ke istri dan minta restu ke Bah (ibunya telah meninggal dunia, red) dan mereka mengizinkan. Saya nekad keluar dari tempat kerja karena ingin berbuat lebih untuk masyarakat," ungkap Sopandi.
Mengingat perjuangan-perjuangan Sopandi, jalannya tak lah mulus. Dalam mempromosikan daerah, Sopandi kerap kali menelan pil pahit. Utang menumpuk usai acara dilaksanakan sudah biasa baginya. Beberapa barang milik pribadi pun seringkali dijual untuk membayar utang ke pihak-pihak yang bersangkutan. "Bukan materi yang kami harapkan. Tapi, tekad yang kuat sebagai putera daerah, kita semua harus memperkenalkan Meranti di mata dunia. Kami mempromosikan Meranti melalui seni," ujar Sopandi (dikutip dari wawancara, Jumat 6/11/2015).
Pernah diceritakan Sopandi, tahun 2015 silam, usai ia menggelar perhelatan perhelatan Bokor Reggae, beberapa sponsor yang semula menjanjikan bantuan, dengan alasan tertentu membatalkan (bantuan itu, red). Akibatnya, mereka mempunyai utang lebih Rp50 juta.
Namun kata Sopandi lagi, ini bukan kali pertama mereka harus menanggung utang setelah acara mempromosikan daerah usai dilaksanakan.
Tahun 2011 silam, mereka harus membayar utang setelah perhelatan Fiesta Bokor. Anehnya, sebut Sopandi, acara itu sebenarnya dibiayai APBD Kabupaten Kepulauan Meranti sekitar Rp400 juta lebih. Sepak terjang dinas terkaitlah yang membuat anggaran yang hampir mendekati setengah miliar itu menjadi seperti tidak mencukupi dalam kebutuhan perhelatan Fiesta Bokor.
Kemudian, tahun 2012 silam mereka menggelar Bokor Folklore. Kegiatan ini kembali menggunakan APBD Meranti. Lagi-lagi mereka harus menanggung utang. Sopandi mengaku lupa berapa besar utangnya. Namun yang jelas kejadian ini hampir dengan tahun pertama kegiatan yaitu tahun 2011.
Tahun 2013 pula, mereka kembali menggelar kegiatan tahunan. Waktu itu Sanggar Bathin Galang tidak mendapat bantuan APBD. Acara digelar dengan cara gotong royong dan sumbangan anggota serta pihak-pihak yang ingin ikut berpartisipasi.
Kemudian, tahun 2014 dan 2015, Sanggar Bathin Galang kembali mendapat bantuan dana APBD untuk menggelar acara yang mereka kemas dengan acara Pesta Sungai Bokor. Lagi-lagi mereka harus menelan pil pahit. Dimana, anggaran yang di pos kan pada Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga seperti tidak mencukupi untuk menggelar acara. Mereka pun kembali terbelit utang. Entah apa yang telah diperbuat dinas terkait, sehingga Sanggar Bathin Galanglah yang harus menanggung utang.
"Lenguk lengak kami mencari dana untuk menutupi utang-utang setelah kegiatan. Akibat sponsor yang tiba-tiba tidak bisa membantu membuat kita kembali memiliki utang," tambahnya pula.
Ketika ditanya jalan keluar dari utang ini, diakui Sopandi, jalan satu-satunya adalah menjual peralatan musik. Perangkat sound system lengkap salah satu item yang saat itu akan dijualnya. Sound System ini telah lama menjadi aset sanggar dalam berkarya. "Awalnya mau menjual seluruh peralatan musik. Tapi, setelah rapat itu disepakatilah hanya sound system lengkap yang akan kita jual," ujar Sopandi.
Meski demikian, kerja keras Sopandi bersama Sanggar Bathin Galang juga berbuah manis. Tahun 2015, Sanggar Bathin Galang berhasil mendapat penghargaan bergengsi di Tanah Melayu, Anugerah Sagang. sebelumnya, di tahun 2015 itu juga, lari atas tual sagu yang dicetus sanggar ini juga berhasil memecahkan rekor muri. Lari atas tual sagu ini juga menjadi nominator API 2019 sebagai warisan budaya tanpa benda (WTWB) dan mendapat peringkat ke II se Indonesia.
Dalam mempromosikan daerah, Sopandi kerap kali menggelar acara bertaraf internasional di ceruk daerah Meranti, Desa Bokor. Banyak tamu undangan dari belahan dunia datang ke Desa Bokor. Selain itu, Sopandi juga sering keluar negeri, memenuhi undangan seniman di sana dalam hal memperkenalkan daerah Bokor dan Kepulauan Meranti umumnya. Setelah menjadi legislator, Sopandi berjanji akan berbuat lebih untuk daerah Meranti. Iven yang dulu pernah digelar, akan kembali digelar usai Pandemi Covid-19.
"Setelah wabah Covid-19 enyah dari muka bumi, akan kita lanjutkan beberapa iven yang dulu telah kita buat. Alhamdulillah, dengan saya berapa di legislatif, saya akan memaksimalkan peran sebagai seniman. Iven yang dulu gencar kita buat, akan kita teruskan lagi kedepannya, tentu lebih gencar dari tahun-tahun sebelum ini," janji Sopandi.***
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Politik, Kabupaten Kepulauan Meranti |