PEKANBARU (CAKAPLAH) - Penyidik  Kepolisian Sektor (Polsek) Rumbai akhirnya menyerahkan tersangka dugaan perusakan, Ir Nasrun Effendi dan Ruswandi, ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru. Kedua tersangka tidak ditahan.

"Berdasarkan koordinasi dengan penyidik, hari ini dilakukan proses tahap II (penyerahan tersangka dan barang bukti)," ujar Kepala Seksi (Kasi) Intelijen sekaligus Humas Kejari Pekanbaru, Ahmad Fuady, Rabu (2/5/2018).

Nasrun Efendi adalah eks Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau sedangkan Ruswandi merupakan mantan karyawan PT Waskita Karya. Tahap II kedua tersangka beberapa kali gagal dilakukan penyidik dengan berbagai alasan, padahal berkas sudah lengkap (P21) sejak satu bulan lalu.

Fuad mengatakan tidak ditahannya kedua tersangka karena Nasrun Efendi sedang mengajukan gugatan atas lahan yang jadi objek perkara antara tersangka dan korban Hendri Liberty. Meski begitu, proses hukum terhadap tersangka tetap dilanjutkan.

"Kita hargai upaya hukum oleh tersangka tapi proses hukum tetap berjalan. Dalam waktu dekat, berkas kedua tersangka akan kita limpahkan ke pengadilan," tegas Fuad.

Tidak ditahannya kedua tersangka membuat kuasa hukum korban, David Saputra SH,I, kecewa. Apalagi, kedua tersangka sudah enam kali gagal diserahkan ke penyidik ke JPU.

"Kami mempertanyakan kenapa Kejari Pekanbaru tidak melakukan penahanan terhadap para tersangka yang diduga tidak kooperatif. Faktanya sudah enam kali gagal tahap II, sejak pertengahan Maret lalu," kata David

Tahap dua gagal dilakukan pada  14 Maret 2018,  21 Maret 2018, 28 Maret 2018,
4 April 2018, 11 April 2018, dan 25 April 2018. Semua tahap ini gagal  dengan alasan-alasan yang diajukan tersangka, seperti sakit,  keluar kota fan menikahkan anak.

Apalagi, ancaman hukuman terhadap kedua tersangka adalah 5 tahun 6 bulan penjara karena melanggar Pasal 170 ayat 1 KUHPidana. "Jadi apa dalil yuridis formil dan materil Kejari Pekanbaru tidak dilakukan penahanan terhadap para tersangka," kata David.

David menilai tidak ditahannya tersangka justru akan mempersulit jalannya persidangan. "Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut kami minta Kejari Pekanbaru untuk melakukan penahanan terhadap para tersangka," pinta David.

Untuk diketahui, perkara yang menjerat kedua tersangka bermula pada Rabu, 7 Juni 2017, terkait sengketa lahan di Jalan Siak II Simpang Jalan Sri Darma Kelurahan Rumbai Bukit Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru.

Saat itu, lahan yang diketahui dimiliki Henry Liberty, dipasang plang nama yang bertuliskan 'TANAH INI MILIK HENRY LIBERTY SERTIFIKAT HAK MILIK (SHM) BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI 174/TUN/2016/TANGGAL 30 JUNI 2016 DI BAWAH PERLINDUNGAN/PENGAWASAN HUKUM KANTOR HUKUM ASWIN E SIREGAR, MH & REKAN'.

Namun tidak beberapa lama, plang tersebut sudah tidak berdiri lagi dan diduga dirusak dengan cara dicopot dari posisi semula. Tidak terima, hal ini pun dilaporkan ke Polsek Rumbai. Dalam proses penyidikan yang dilakukan, Penyidik juga tidak menahan kedua tersangka.