Ilustrasi.
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Rifa Handayani seorang wanita yang mengaku telah bersuami melaporkan mantan selingkuhannya dan istri ke Mabes Polri. Ia mengaku selingkuhannya itu adalah ketua umum Partai Politik berinisial AH dan istrinya YA. Laporan tersebut ia buat dengan alasan kerap mendapat ancaman dari AH dan istrinya YA. Sehingga kondisi itu dianggapnya telah mengancam keselamatan jiwanya.
“Saya melaporkan pengaduan ini karena saya telah diteror dan diancam menggunakan sosmed yaitu Path dan whatsapp. Dari perihal tersebut saya merasa jiwa saya terancam, terintimidasi dan merasa terhina dengan ancaman-ancaman dan fitnahan itu,” ujar Rifa kepada wartawan di Jakarta.
Namun sayangnya, karena oknum Ketum Parpol tersebut saat ini tengah menjabat sebagai menteri, Rifa Handayani, mengaku kesulitan untuk membawa kasus tersebut ke ranah hukum. Terlebih hingga saat ini dirinya masih diminta oleh penyidik Polisi untuk melengkapi sejumlah persyaratan.
“Jumat lalu saya telah membuat laporan ke Bareskrim, berkas saya tidak ditolak tapi dianggap kurang bukti dan harus ada yang dilengkapi seperti translate dari bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dan harus dilegalisir,” tuturnya.
Oleh karena itu, dia kembali mendatangi Bareskrim untuk melakukan pelaporan namun kembali dipersulit karena laporannya tidak ada izin dari menteri.
“Saya kembali lagi hari Senin tapi laporan itu dianggap secara tidak langsung ditolak. Jadi saya bingung waktu hari Jumat dibilang kurang lengkap, saya datang lagi Senin laporan saya dibilangnya harus ada laporan menteri,” kata dia.
“Jadi saya mau laporkan menteri tapi harus ada izin menteri jadi seperti dipersulit. Saya mau minta keadilan kemana lagi, sama mau minta kemana lagi,” sesalnya.
Lebih lanjut dirinya, menjelaskan awal hubungannya dengan AH terjadi pada tahun 2012. Hingga keduanya memiliki hubungan spesial sampai tahun 2013, tanpa sepengetahuan dari YA istri AH.
“Setelah perkenalan itu, kita akhirnya menjalin komunikasi dan pertemanan akhinya punya hubungan spesial hingga tahun 2013. Tiba-tiba pada pertengahan tahun 2013, Juni masalah datang. Saya mendapat teror dan intimidasi dari AH dan saya blok nomor AH,” kata Rifa.
Akan tetapi selang beberapa bulan kemudian, intimidasi kembali datang dari sang istri AH yakni YA.
“YA juga meneror saya di media sosial melalui direct message,” ungkapnya dan karena terus diteror, Rifa akhirnya menceritakan masalah tersebut ke sang suami, yang akhirnya melakukan konfirmasi ke AH.
“Saya sebenarnya takut menceritakan hal ini ke suami karena saya mau gak mau menceritakan tentang aib saya juga ke suami. Tapi karena saya tidak tahan diteror, saya harus menceritakan hal ini ke suami,”paparnya.
Akhirnya, lanjut Rifa, sang suami menelepon AH untuk melakukan pertemuan.
“Suami saya melakukan pertemuan, mencoba mengkonfirmasi hubungan khusus antara saya dan AH yang berakhir teror kepada diri saya,” ujar Rifa.**(Edison)