ROHUL (CAKAPLAH) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Rokan Hulu, angkat bicara terkait masih banyaknya orang tua wali murid yang enggan memberikan izin bagi anak mereka untuk mengikuti kegiatan vaksinasi Covid-19.
IDI menyatakan vaksinasi anak aman dan sangat dianjurkan untuk mengeliminir potensi penularan pada anak terutama saat berinteraksi di sekolah.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Rokan Hulu Dr Arif Ismail SpA kepada CAKAPLAH.COM, Sabtu (22/1/2022).
Dalam penjelasannya, Dokter Spesialis Anak itu juga menjelaskan beberapa fakta menarik tentang pentingnya vaksinasi anak dan keamanan vaksin yang digunakan yang selama ini salah dipahami masyarakat.
Menurut Arif, efek positif vaksinasi yang telah dilaksanakan secara masif oleh pemerintah saat ini telah dirasakan dampaknya saat ini. Bahkan Indonesia kini menjadi negara yang dihormati dunia karena berhasil menekan dan mengendalikan kasus kasus Covid-19.
"Dulu Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat kasus Covid-19 tertinggi di dunia, bahkan beberapa negara tidak mengizinkan warga Indonesia masuk ke nagara mereka. Tapi sekarang penularan Covid di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara maju lainya seperti Amerika, Ingris dan Eropa," jelasnya.
"Ini fakta yang tidak terbantahkan bagaimana vaksinasi bekerja, bagaimana vaksin telah meningkatkan herd immunity masyarakat Indonesia yang sekarang lebih tinggi dibandingkan negara maju lainya," ujar dr. Arif Ismail lagi.
Dr Arif Ismail juga menyatakan selama ini ada persepsi yang keliru terkait pemahaman bahwa anak tidak perlu divaksinasi karena anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan orang dewasa. Padahal, menurut medis daya tahan tubuh anak justru lebih rentan dibandingkan daya tahan tubuh orang dewasa usia produktif.
"Justru orang dewasa usia produktif itu lebih baik dibandingkan anak-anak. Meskipun dibandingkan lansia daya tahan tubuh anak itu lebih baik," cakapnya lagi.
Untuk itulah, mengapa Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sangat menganjurkan anak-anak untuk divaksinasi. Sebab, ketika berinteraksi seperti saat bersekolah secara offline atau bermain anak-anak pasti berinteraksi langsung dengan teman-teman dari berbagai wilayah tanpa dibarengi penerapan protokol kesehatan yang ketat. Ketika terdapat satu anak yang terpapar virus Covid-19 maka penyebaran virus akan sangat sulit dihindari.
"Salah satu contoh misalnya pada klaster SLTP Abdurrab di Pekanbaru. Begitu satu anak kena, 105 anak kena semuanya. Jika waktu itu anak divaksin semua, maka sifat herd immunity akan mengeliminasi atau mematikan virus itu," cakapnya lagi.
"Misal ada satu anak yang kena, anak itu menularkan ke kawannya, kawannya sudah divaksinasi, maka virus itu akan dimatikan oleh kawan yang sudah divaksin tersebut sehingga virus itu tidak menular ke kawan-kawan lainya," paparnya.
Terkait keamanan vaksin, Arif juga menyatakan bahwa vaksin yang digunakan untuk vaksinasi anak merupakan vaksin yang aman. Dimana, vaksin yang digunakan adalah vaksin Coronavac yang diproduksi di dalam negeri oleh Biofarma Bandung serta sudah mendapatkan lisensi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Vaksinasi anak usia 12 tahun ke atas bagi SLTP dan SMA adalah bukti bahwa vaksinasi Covid-19 ini aman bagi anak. Hanya saja bagi siswa SD, mungkin banyak orang tua wali murid yang menilai itu tidak aman karena anak-anaknya masih kecil. Namun menurut saya, kalau untuk keamanan vaksinasi yang digunakan untuk ini anak insyaAllah aman," cakapnya.
Selain itu, sejauh ini Komda KIPI Rohul Kabupaten Rohul hingga kini belum mendapatkan laporan adanya anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan serius pasca divaksin Covid-19.
Arif juga menuturkan, sulitnya memberikan edukasi kepada orang tua wali murid yang sudah terlanjur termakan informasi hoax. Perlu upaya bersama baik dari pemerintah dan stakeholder untuk menggiatkan edukasi dan sosialisasi kepada orang tua wali murid dalam menangkal setiap informasi hoax tentang vaksin anak ini.
"Saya punya pengalaman, Saya punya grup WA orang tua wali murid anak saya. Di grup itu, banyak yang share video tentang vaksin ini seperti perdana menteri Israel, Profesor Amerika, ketika disampaikan kebenaranya dan disarankan untuk imunisasi mereka tetap saja menolak, karena lebih percaya berita yang diterima di awal," ujarnya.
Orang Tua Harus Dampingi Anak Saat Skrining
Untuk menghindari terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada anak yang divaksinasi, hal terpenting yang harus dilakukan orang tua adalah mendampingi anak-anak saat pelaksanaan skrining kesehatan sebelum imunisasi vaksin Covid-19 dilakukan.
orang tua, kata Arif, harus menyampaikan secara jujur riwayat penyakit anak-anak mereka kepada tim dokter karena vaksinasi ini akan berisiko diberikan kepada anak dengan kategori tidak boleh divaksin seperti memiliki kelainan jantung, kelainan fungsi ginjal atau mengonsumsi obat jangka panjang.
"Anak-anak itu kan tidak mungkin menjelaskan apa sakitnya secara gamblang. Harus orang tua yang menjelaskan kepada tim dokter riwayat penyakit anaknya apa. Apakah memiliki riwayat penyakit berat atau tidak. Ini yang harus diperhatikan khususnya petugas di lapangan. Tidak cukup hanya dengan surat izin yang ditandatangani orang tua. Orang tua harus datang dan mendampingi anaknya saat divaksin," tutup dr. Arif.
Penulis | : | Ari |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Rokan Hulu |