Ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pihak SMK Hasanah Pekanbaru membenarkan adanya peristiwa kekerasan yang terjadi terhadap pelajar SMA 1 Pangkalan Kerinci saat turnamen Futsal Hasanah Cup XIV tahun 2023.
Humas dan Kesiswaan SMK Hasanah Pekanbaru, Iswardi mengatakan, peristiwa tersebut memang terjadi pada Sabtu (25/2/2023) lalu di Lapangan Futsal Jidane Sport, Jalan Garuda.
"Peristiwanya memang benar, namanya main futsal pasti ada kalau ribut-ribut seperti itu, kejadian penganiayaan itu memang terjadi dalam sekejap dan langsung kita atasi," kata Iswardi, Kamis (2/3/2023).
Lanjutnya, pada hari yang sama itu juga korban yang dianiaya itu langsung dibawa oleh pihak SMK Hasanah Pekanbaru ke RS Tabrani untuk mendapatkan perawatan.
"Kita bawa berobat ke RS Tabrani, setelah itu sudah biasa saja. Mereka sudah salam-salaman dan maaf-maafan berkali-kali," cakapnya.
"Setelah selesai diobati, kemudian korban tentu didampingi tim officialnya, dan memang sudah selesai pada waktu itu," sambungnya.
Ia juga mengungkapkan, siswa SMK Hasanah Pekanbaru yang menganiaya korban sudah dipanggil oleh pihak sekolah. "Mereka sudah kita panggil, dan orangtua mereka juga kita panggil terkait peristiwa itu agar hal yang serupa tidak terjadi kembali," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya seorang siswa SMAN 1 Pangkalan Kerinci, Pelalawan diduga dikeroyok saat turnamen olahraga futsal di Pekanbaru. Pasca kejadian, korban berusia 16 tahun itu tertekan dan harus bolak-balik ke rumah sakit.
Korban diduga dianiaya oleh tim lawan yang juga merupakan tuan rumah, SMK Hasanah Pekanbaru, saat Futsal Hasanah Cup XIV tahun 2023 yang diselenggarakan di Lapangan Futsal Jidane Sport, Jalan Garuda, Pekanbaru pada Sabtu (25/2/2023) lalu.
Ibu korban bernama Desmiyanti mengatakan, dirinya saat ini sudah membuat laporan ke Polresta Pekanbaru dengan Laporan Polisi LP/B/186/II/2023/SPKT/POLRESTA PEKANBARU/POLDA RIAU terkait anaknya yang dianiaya saat bertanding turnamen futsal.
"Laporan polisi sudah saya buat ke Polresta Pekanbaru, saya ingin kasus anak saya yang dianiaya ini bisa ditindak secara cepat oleh petugas kepolisian," harap Desmiyanti, Rabu (1/3/2023).
Desmiyanti menceritakan, pada saat kejadian, anaknya bertanding membawa nama sekolah SMA 1 Pangkalan Kerinci melawan tuan rumah.
"Awalnya saya tidak tahu anak saya dikeroyok dan dianiaya saat turnamen itu. Temannya anak saya yang memberitahu saya, kata temannya itu, anak saya takut pulang untuk jujur karena merasa tertekan," cakapnya.
Ia mengungkapkan, hingga saat ini anaknya kerap mengalami sakit kepala dan lemas sehingga kerap dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
"Awalnya saya tidak cemas, tapi lama-lama melihat kondisi anak saya seperti itu, saya merasa sakit hati. Dia mengaku dikeroyok oleh pelajar SMK Hasanah lebih dari 3 orang. Kemudian katanya saat dikeroyok pihak panitia tidak ada yang melerai atau membelanya," ungkapnya.
"Anak saya menjadi trauma dan mengalami gegar otak, orangtua mana yang tidak sedih apabila anaknya dianiaya dan dikeroyok seperti ini. Saya berharap para pelaku yang menganiaya anak saya segera ditangkap dan diproses hukum," pungkasnya.***
Penulis | : | Bintang |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Kota Pekanbaru |