PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sultan Syarif Assayidis Tengku Nazir, yang beberapa waktu lalu memproklamirkan diri sebagai Sultan Siak XIII, kembali menjadi perbincangan.
Kali ini ia menjadi perbincangan dengan diundang untuk menghadiri Upacara HUT ke 77 RI di Istana Negara.
Beredar surat undangan tersebut dengan bertuliskan peruntukannya adalah 'Yth DYM - Sultan Siak I3 di Pekanbaru'.
Dikonfirmasi hal tersebut, Tengku Nazir membenarkannya. Ia mengatakan saat ini sedang berada di Jakarta dan telah mengikuti tes swab PCR sebagai syarat untuk memasuki Istana Negara.
"Saya diundang ke Istana sekalian masukkan surat ke Presiden, MPR, DPR surat pemberitahuan bahwa kesultanan Siak ke-13 itu ada," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Sultan Syarif Assayidis Tengku Nazir, memproklamirkan diri sebagai Sultan Siak XIII mengatakan, bahwa dirinya mempunyai bukti dan alas hak yang kuat atas apa yang dilakukannya tersebut.
Ia mengatakan, klaim dan penobatan dirinya tersebut, dengan alas hak surat pernyataan sepupu dari Sultan Syarif Kasim.
Ia mengatakan bahwa surat sakti tersebut sebagai SK.
"Dalam surat itu menerangkan, Sultan Syarif Kasim mengatakan, adapun yang memegang surat ini, Tengku Daud Bin Tengku Bagus Said Toha (datuk dari Tengku Nazir) adalah saudara sepupu dari pada beta, itu bunyi surat itu. Itu surat sepupu. Nah, kenapa keluar surat itu, karena beliau tidak memiliki keturunan. Makanya sepupulah yang jadi ahli waris," kata Nazir.
Munculnya Nazir menjadi pewaris tahta Kesultanan Siak tadi bisa dibilang cukup berliku. Ini dimulai dari kenyataan bahwa Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin (Sultan Syarif Kasim II) tidak memiliki keturunan.
Lalu, katanya, ahli waris Kesultanan Siak, Tengku Long Puteh, sudah tidak dianggap lagi karena dia sudah menikah di gereja bersama perempuan warga Singapura. Dan Tengku Long Puteh pun sudah jadi warga Singapura.
"Menurut hukum Islam dan kerajaan, ahli waris tak berlaku lagi bagi Tengku Long Puteh dan berpindah-pindah kepada keluarga besarnya (saudara sepupu dari ayah sultan)," kata Nazir.
Nazir mengatakan, bahwa Sultan Syarif Kasim memiliki sepupu yang banyak, dengan jumlah 23 orang dengan keturunan - keturunannya.
Ia juga memaklumi dari 23 itu ada yang tidak sepakat dengan dirinya yang dinobatkan menjadi Sultan Siak XIII.
"Yang jelas, saya berjuang jadi Sultan, dasar saya inilah, yang sudah mendapat keputusan penetapan ahli waris di Pengadilan Agama Selat Panjang. Yang paling penting, kuasa dan persetujuan dari ahli waris. Semua tanda tangan," jelasnya.
"Dari 33 ahli waris, yang menandatangani kesepakatan ada 20 orang lebih, yang tidak mau tanda tangan itu dari keluarganya Tengku Muhammad Toha. Saya berjalan selama ini dengan legal, alhamdulillah, makanya administrasi saya lengkap selengkap-lengkapnya. Jadi berjuang untuk menjadi Sultan ini saya sudah 22 tahun," cakapnya lagi.
Tak main - main, ada empat datuk yang langsung menobatkannya sebagai Sultan, dimana penobatan tersebut bukanlah di Istana Siak, melainkan di Balairung Pondok Patin Yunus Pekanbaru.
"Saya dinobatkan di rumah makan Pondok Patin, karena zaman sekarang orang kan mau praktis, jangan jadi alasan saya dinobatkan tidak di Istana Siak, itu tak sah. Mereka tak bisa bilang itu tak sah. Untuk diketahui, zaman Raja Kecik dulu, di hutan mana dilantiknya, kan tak harus di istana. Apalagi yang menabalkan saya ini ada 4 datuk yang bukan orang sembarangan, istilahnya bukan kaleng - kaleng yang menabalkan saya, Datuk 50, Datuk Muhammad Yusuf, beliau ketua dari datuk-datuk. Kemudian Datuk Pesisir Sofyan Hamzah, Datuk Tanah Datar, dan Datuk Kampar," cakapnya.
Ia mengaku akan membuka diri dengan pihak pihak yang tidak senang ataupun ingin beradu data dengannya. Jika perlu digugat ke pengadilan pun dia siap.
Ralat: Telah dilakukan perubahan sebagian isi pada berita ini.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Kabupaten Siak |