Sabtu, 27 April 2024

Breaking News

  • Catatan Banjir Terparah, Bupati Zukri: Ini Harus jadi Perhatian Pemerintah Pusat   ●   
  • Jalan Sudirman Ujung Tergenang Banjir, PUPR Riau Turunkan Ekskavator Amfibi Bersihkan Parit   ●   
  • Akibat Galian IPAL, Jalan Ahmad Dahlan dan Balam Ujung Pekanbaru Ambruk   ●   
  • Berhasrat Ikut Pilgub Riau, Syamsurizal Incar Septina jadi Wakil
Kelmi April 2024

Ayasofya (Hagia Sophia) Simbol Pertarungan Abadi
Jum'at, 17 Juli 2020 08:58 WIB
Ayasofya (Hagia Sophia) Simbol Pertarungan Abadi
Sofyan Siroj AW Lc MM (Ketua QR Faoundation)

BEBERAPA hari yang lalu Pengadilan administrasi Negara Turki telah mencabut pembukaan kembali masjid Hagia Sophia setelah pengadilan administrasi utama Turki pada 10 Juli 2020 mencabut status Hagia Sophia sebagai museum. Ayasofya resmi menjadi Masjid dan tidak lagi berada di bawah naungan Menteri Kebudayaan Turki melainkan kini di bawah Kementerian Urusan Agama Turki. (Republika online)

Aya Sofia  Bukti Kebenaran Bisyarah Rasulullah 

Peristiwa pengalihan Ayasofya dari museum menjadi masjid memang menghentak dunia. Bukan saja negara-negara Eropa, Rusia, Amerika, tetapi juga dunia Islam. Karena di balik pengembalian fungsi Ayasofya dari museum menjadi masjid itu adalah peristiwa bersejarah, yang membuktikan kebenaran bisyarah Nabi, 825 tahun sebelumnya.

Tidak hanya itu, di sana juga ada peristiwa yang kemudian menjadi momok bagi negara-negara Kristen Eropa, karena pusat Kerajaan Romawi Timur, Bizantium, dengan Ayasofia-nya itu jatuh ke tangan Sultan Muhammad al-Fatih, yang nota bene umurnya belum genap 22 tahun. Siapa yang tidak ngeri? Ini yang dikenal sebagai Musykilah Syarqiyyah (masalah dari Timur/Islam). 

Bagaimana tidak? Sebagai penakluk, Muhammad al-Fatih bisa merampas semua kepemilikan orang-orang Kristen, baik atas nama ghanimah, fai’ maupun anfal. Tetapi, Muhammad al-Fatih tidak melakulannya. Ketika beliau memasuki Konstantinople, dan masuk ke Ayasofya, justru beliau umumkan jaminan keamanan kepada para penduduknya. 

Ayasofya pun tidak diambil, apalagi dirampas dengan semena-mena, sebelum akhirnya dijadikan masjid, tetapi dibeli dengan uang pribadinya. Bukan dari dana negara, Baitul Mal, atau kekayaan kaum Muslim. Tapi, benar-benar dari kantongnya sendiri. Setelah itu, Ayasofya dijadikan Masjid dan diwakafkan hingga Hari Kiamat untuk umat. Inilah kebijakan Sultan Muhammad al-Fatih, yang luar biasa. Kebijakan yang lahir dari ketakwaan, dan sikap wara’, jauh dari arogansi dan kezaliman.

Reaksi Dunia Terhadap Keputusan Turki Mengembalikan Status Masjid Aya Sofia 

Pertama, Yunani. Di antara mereka yang marah atas langkah yang diambil Erdogan adalah pemerintah Yunani, yang secara terang-terangan pernah menghancurkan ratusan masjid dan peninggalan relijius era Utsmani di Yunani ketika mereka mendeklarasikan kemerdekaannya di abad ke-19. Bangunan-bangunan bersejarah Utsmani diubah menjadi penjara militer, bioskop, perkantoran, tempat penginapan dan gudang. Masjid-masjid yang ditutup untuk beribadah umat Muslim itu juga di antaranya ya mereka ubah menjadi gereja.

Kedua, Rusia. Rusia  juga mengecam Erdogan, menganggapnya memecah belah dan membuat bangsa-bangsa pada perselisihan secara langsung. Terminologi "memecah belah" itu anehnya datang dari negara yang menopang diktator pelaku genosida, Bashar Al-Assad, dalam perang sipil yang menyebabkan setengah populasi penduduk Suriah mengungsi dan ratusan ribu lainnya terbunuh. Tindakan Moskow dalam skala internasional seperti aneksasi Krimea dan dukungan militer terhadap pemberontak Khalifa Haftar di Libia, juga Assad di Suriah, serta pembunuhan Salisbury menggunakan racun, pembunuhan tehadap Litvinenko mengungkap betapa munafiknya pemerintah Rusia. Walaupun akhirnya, Pemerintah Rusia mengambil sikap terkait konversi Ayasofya menjadi Masjid. Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Vershinin menyatakan negaranya menghormati keputusan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan.

Vershinin mengakui konversi Hagia Sophia mengundang reaksi di dalam negeri Rusia dan dunia internasional. Namun pada akhirnya Rusia memilih menghormati kedaulatan Turki dengan tak campur tangan urusan tersebut.

Ketiga, Amerika Serikat. Sementara itu, AS juga mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah Turki. Tanggapan ini disampaikan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri, dalam sebuah pernyataan. "Kami kecewa dengan keputusan pemerintah Turki untuk mengubah status Hagia Sophia," kata Morgan Ortagus. "Kami memahami bahwa Pemerintah Turki tetap berkomitmen untuk mempertahankan akses ke Hagia Sophia untuk semua pengunjung," tambah pernyataan itu. (Tribunnews) 

Keempat, UNESCO. Sementara UNESCO menyayangkan keputusan Turki yang tidak mengkonsultasikan sebelumnya dan sekarang akan meninjau status bangunan. Erdogan telah berusaha untuk memindahkan Islam ke dalam arus utama politik Turki dalam 17 tahun kepemimpinannya. (Tribunnews)

Kelima, Israel. Walaupun belum ada pernyataan resmi dari Israel, namum warga pendudukan Israel melakukan demonstrasi protes dan membakar bendera Turki pada 13 Juli 2020. 

Keenam, Dunia Islam.  Di Negara-negara Islam dan mayoritas Islam pada umumnya mendukung konversi Ayasofya ini, kecuali Mesir, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menyayangkannya. 

Sejarah Ayasofya 

Dilansir dari History.com, Hagia Sophia (Ayasofya dalam bahasa Turki) pada awalnya dibangun sebagai basilika bagi Gereja Kristen Ortodoks Yunani. Namun, fungsinya telah berubah beberapa kali sejak berabad-abad.

Kaisar Bizantium Constantius menugaskan pembangunan Hagia Sophia pertama pada tahun 360 M. Pada saat pembangunan gereja pertama, Istanbul dikenal sebagai Konstantinopel, mengambil namanya dari ayah Konstantius, Constantine I, penguasa pertama Kekaisaran Bizantium.

Hagia Sophia pertama menampilkan atap kayu. Struktur itu dibakar pada tahun 404 SM selama kerusuhan yang terjadi di Konstantinopel akibat dari konflik politik keluarga Kaisar Arkadios, yang pemerintahannya kacau dari 395 hingga 408 SM.

Penerus Arkadios, Kaisar Theodosios II, membangun kembali Hagia Sophia, dan bangunan baru selesai dibangun pada tahun 415. Hagia Sophia kedua berisi lima nave dan pintu masuk yang juga ditutupi oleh atap kayu.

Namun, satu abad kemudian, bangunan itu dibakar untuk kedua kalinya selama pemberontakan Nika terhadap Kaisar Justinian I, yang memerintah dari 527 hingga 565 M.

Tidak dapat memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran, Justinian memerintahkan pembongkaran Hagia Sophia pada tahun 532. Dia menugaskan arsitek terkenal Isidoros (Milet) dan Anthemios (Tralles) untuk membangun basilika baru.

Hagia Sophia ketiga selesai pada 537 M dan masih berdiri sampai hari ini.

Ibadah keagamaan pertama di Hagia Sophia baru diadakan pada tanggal 27 Desember 537 Masehi. Pada saat itu, Kaisar Justinian dipercaya mengatakan, "Ya Tuhan, terima kasih telah memberi saya kesempatan untuk membuat tempat ibadah seperti itu."

Dari pembukaannya, Hagia Sophia yang ketiga dan terakhir memang merupakan struktur yang luar biasa. Bangunan ini menggabungkan elemen desain tradisional basilika Ortodoks dengan atap kubah besar, dan altar semi-kubah dengan dua beranda.

Lengkungan pendukung kubah ditutupi dengan mosaik enam malaikat bersayap yang disebut hexapterygon.

Dalam upaya untuk menciptakan basilika agung yang mewakili semua Kekaisaran Bizantium, Kaisar Justinian menetapkan bahwa semua provinsi di bawah pemerintahannya mengirim karya arsitektur untuk digunakan dalam pembangunannya.

Marmer yang digunakan untuk lantai dan langit-langit diproduksi di Anatolia (sekarang Turki timur) dan Suriah, sementara batu bata lainnya (digunakan di dinding dan bagian lantai) berasal dari Afrika Utara. Interior Hagia Sophia dilapisi dengan lempengan marmer besar yang dikatakan telah dirancang untuk meniru air yang bergerak. 104 pilar Hagia Sophia juga diimpor dari Kuil Artemis di Ephesus dan dari Mesir.

Bangunan ini memiliki panjang sekitar 82 meter dan lebar 73 meter dan, pada titik tertinggi, atap kubah membentang sekitar 55 meter. Ketika kubah pertama mengalami keruntuhan sebagian pada 557, penggantiannya dirancang oleh Isidore the Younger (keponakan Isidoros, salah satu arsitek asli) dengan tulang rusuk struktural dan busur yang lebih menonjol, dan versi struktur ini tetap ada sampai sekarang.

Kubah utama Hagia Sophia bersandar pada lingkaran jendela dan didukung oleh dua semi-kubah dan dua bukaan melengkung untuk membuat nave besar, dinding yang awalnya dilapisi dengan mosaik Bizantium rumit yang terbuat dari emas, perak, kaca, terra cotta dan batu berwarna-warni, menggambarkan adegan terkenal dan tokoh-tokoh dari Injil Kristen.

Karena Ortodoks Yunani menjadi agama resmi Bizantium, Hagia Sophia dianggap sebagai gereja utama, dan dengan demikian menjadi tempat di mana kaisar baru dimahkotai.

Upacara-upacara ini berlangsung di nave, lokasi di mana Omphalion terletak, sebuah bagian marmer bundar besar dari batu berwarna-warni dengan desain melingkar di lantai.

Hagia Sophia berperan penting dalam budaya dan politik Bizantium selama 900 tahun pertama keberadaannya.

Namun selama Perang Salib, kota Konstantinopel termasuk Hagia Sophia, berada di bawah kendali Romawi untuk periode singkat di abad ke-13. Hagia Sophia rusak parah selama periode ini, tetapi diperbaiki ketika Bizantium sekali lagi menguasai kota.

Periode perubahan signifikan berikutnya untuk Hagia Sophia dimulai kurang dari 200 tahun kemudian, ketika Ottoman (Utsmaniyah), dipimpin oleh Kaisar Fatih Sultan Mehmed, yang dikenal sebagai Mehmed sang Penakluk, merebut Konstantinopel pada tahun 1453. Ottoman mengganti nama kota Konstantinopel menjadi Istanbul.

Dengan penaklukan Istanbul, Hagia Sophia dengan cepat menjadi ikon budaya, membawa warisan yang mendalam ke Turki hari ini.

Dinamai "Masjid Agung", segala upaya dilakukan Ottoman untuk melestarikan dan memperbaiki desain yang cacat secara struktural akibat kubah utama yang berat, yang bertengger di sebuah basilika panjang.

Penopang ditambahkan ke sisi Hagia Sophia untuk mencegahnya runtuh pada masa pemerintahan Murad III oleh arsitek sejarah Sinan yang terinspirasi oleh bangunan kuno, dan menggabungkan gaya dengan seni Islam dan estetika dalam serangkaian Masjid Agung, menurut TRT.

Serangkaian struktur tambahan dibuat termasuk sekolah dan air mancur selama pemerintahan Sultan Mahmud I, dan ruang jam pada masa Sultan Abdulmejid, yang dilakukan oleh arsitek Swiss dari tahun 1847-1849.

Setelah berakhirnya Perang Dunia I pada 1918, Kekaisaran Utsmaniyah yang mengalami kekalahan, wilayahnya dipecah-pecah oleh negara-negara Sekutu sebagai pihak yang menang.Namun, kekuatan nasionalis bangkit dan menciptakan Turki modern dari abu kekaisaran itu.

Pendiri Turki dan presiden pertama republik sekuler itu, Mustafa Kemal Ataturk, memerintahkan agar Hagia Sophia diubah menjadi museum. Sejak dibuka kembali untuk umum pada 1935, tempat ini menjadi salah satu tempat wisata paling banyak dikunjungi di Turki.

Pada 2015, seorang ulama membacakan Al Quran di dalam Hagia Sophia untuk pertama kalinya dalam 85 tahun. Tahun berikutnya, otoritas agama Turki mulai menjadi tuan rumah dan menyiarkan ayat-ayat kitab suci selama bulan suci Ramadan dan azan dikumandangkan pada malam Nuzulul Quran.

Pembukaan kembali masjid Hagia Sophia setelah pengadilan administrasi utama Turki pada 10 Juli 2020, mencabut status Hagia Sophia sebagai museum. Hagia Sophia resmi menjadi Masjid dan tidak lagi berada di bawah naungan Menteri Kebudayaan Turki melainkan kini di bawah Kementerian Urusan Agama Turki. Dan Insha Allah pada tanggal 24 juli 2020 akan diadakan shalat Jum’at pertama setelah dikonversi menjadi masjid yang akan diimami oleh Presiden Erdogan.

Allah A'lam

Penulis : Sofyan Siroj AW Lc MM (Ketua QR Faoundation)
Editor : Ali
Kategori : Cakap Rakyat
Idulfitri 1445 Riau Petroleum
Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: redaksi@cakaplah.com
Berita Terkait
Selasa, 07 Februari 2023 12:12 WIB
Kesejahteraan Pekerja dan Martabat Bangsa
Rabu, 28 Desember 2022 10:22 WIB
Regulasi Mengatasi Penyimpangan
Senin, 06 Maret 2023 09:43 WIB
Kebijakan Untuk Digugu Dan Ditiru
Senin, 07 November 2022 10:01 WIB
Pariwisata Memperkuat Budaya
Kamis, 23 Februari 2023 08:02 WIB
Investasi Paling Untung Itu SDM
Selasa, 29 November 2022 11:31 WIB
Korpri Dan Misi Mulia Bagi Negeri
Sabtu, 11 Maret 2023 08:40 WIB
Wanita Dan Daya Saing Bangsa
Selasa, 20 Desember 2022 17:48 WIB
Kesetiakawanan Butuh Keteladanan
Kamis, 12 Januari 2023 08:38 WIB
Nasibmu Wahai Buruh Dan Pekerja
Minggu, 12 Februari 2023 19:23 WIB
Pers Dan Peran Mendidik Bangsa
Rabu, 25 Januari 2023 08:01 WIB
Tekad Ekstrem Atasi Kemiskinan
Senin, 09 Januari 2023 08:03 WIB
Pelayanan Adalah Pondasi
Jum'at, 20 Januari 2023 08:02 WIB
Budaya Sarana Memajukan Bangsa
Rabu, 23 November 2022 12:01 WIB
Permenaker 18, PHP?
Jum'at, 03 Februari 2023 08:16 WIB
Riau Dan Cita Destinasi Medis
Sabtu, 31 Desember 2022 15:07 WIB
2023 dan Asa Lebih Baik
Senin, 30 Januari 2023 08:04 WIB
Kearifan Lokal Solusi Persoalan Gizi
Senin, 21 November 2022 08:31 WIB
Anak Aset Bangsa
Selasa, 28 Februari 2023 10:09 WIB
Insiden Kerja, Sampai Kapan?
Kamis, 23 Maret 2023 08:03 WIB
Ramadhan Bulan Produktif
Sabtu, 24 Desember 2022 08:01 WIB
Walau Anomali, Selamat Argentina! Indonesia?
Senin, 16 Januari 2023 08:02 WIB
Pentingnya Pengawasan
Senin, 20 Maret 2023 08:01 WIB
Riau Yang Tak Berdaya
Kamis, 02 Februari 2023 13:04 WIB
Tahun Politik dan Siklus Perubahan Bangsa
Rabu, 15 Maret 2023 10:07 WIB
Perjuangkan Hak Honorer!
Senin, 27 Februari 2023 11:22 WIB
Demokrasi Dibajak Oligarki
Jum'at, 03 Maret 2023 08:20 WIB
Menjaga Kedaulatan Negara
Komentar
cakaplah-mpr.jpeg
Jumat, 29 September 2023
Komisi II Usul Kementerian ATR/BPN dan KLHK Kolaborasi Selesaikan Redistribusi Tanah
Jumat, 29 September 2023
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan Melalui P3S
Kamis, 28 September 2023
TikTok Shop Cs Dilarang, Ketua DPR Berharap Aturan Baru Ciptakan Keseimbangan Pasar Digital dan Konvensional
Kamis, 21 September 2023
Ancaman DBD Meningkat, Puan Dorong Sosialisasi Masif Tekan Risiko Kematian

MPR RI lainnya ...
Berita Pilihan
Selasa, 26 April 2022
DPRD Dukung Pemprov Riau Tindak Tegas PKS Nakal, Kalau Melanggar Cabut Izin !
Selasa, 26 April 2022
Polemik Rotasi AKD DPRD Riau, Sugeng Pranoto: Hari Kamis Paripurna
Selasa, 26 April 2022
Sikapi Turunnya Harga Sawit di Riau, Ini Upaya Gubri
Selasa, 26 April 2022
CPNS dan PPPK Baru di Rohul Dipastikan Tak Terima THR, Ini Sebabnya...
Selasa, 26 April 2022
Sambut Mudik Lebaran, HK Operasikan 2 Ruas JTTS, Termasuk Tol Pekanbaru-Bangkinang
Senin, 28 Maret 2022
Ibu Muda Ini Ditangkap Polisi Usai Simpan Narkotika di Kandang Anjing
Minggu, 27 Maret 2022
Polda Riau Tingkatkan Kasus Jembatan Selat Rengit Meranti ke Penyidikan
Selasa, 26 April 2022
PPKM Level 2 Kota Pekanbaru Berlanjut hingga 9 Mei
Selasa, 26 April 2022
Parisman: 10 Tahun Visioner yang Menenggelamkan Pekanbaru
AMSI
Topik
Selasa, 07 November 2023
Riau Terima Penghargaan Bhumandala Award 2023
Senin, 12 Desember 2022
Kapolda Riau Resmikan Kantor Pelayanan Terpadu Polres Rohil di Bagansiapiapi
Selasa, 08 Januari 2019
Penerimaan Pajak Air Tanah Pekanbaru 2018 Meningkat
Minggu, 06 Januari 2019
Mega Training 'Magnet Rezeki'

CAKAPLAH TV lainnya ...
Jumat, 26 April 2024
SD An Namiroh Pusat Pekanbaru Borong Penghargaan Tingkat Nasional hingga Internasional
Jumat, 26 April 2024
APHI Riau Gelar Halal Bihalal dan Santuni Anak Yatim
Kamis, 25 April 2024
Plt Bupati Asmar Hadiri Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah di Surabaya
Kamis, 25 April 2024
Disdik Pekanbaru Minta Sekolah yang Gelar Halal Bi Halal Tak Ganggu Jam Belajar

Serantau lainnya ...
Minggu, 07 April 2024
Pererat Silaturahmi, Siwo PWI Riau Gelar Buka Bersama BJB dan PSSI
Kamis, 04 April 2024
5 Ide Resep Masakan Pakai Rice Cooker, Cocok untuk Anak Kos!
Kamis, 04 April 2024
Rekomendasi Fashion Wanita Zaman Sekarang
Jumat, 29 Maret 2024
Pengusaha Wanita di Riau Bagi-bagi Takjil Gratis kepada Pengguna Jalan

Gaya Hidup lainnya ...
Kamis, 02 Maret 2023
Wadah Menyalurkan Bakat, Ketua DPRD Riau Yulisman Hadiri Festival Musik Akustik di SMA Negeri 1 Pasir Penyu Inhu
Rabu, 01 Maret 2023
Rapat Paripurna, DPRD Provinsi Riau Umumkan Reses Masa Persidangan I Tahun 2023
Selasa, 28 Februari 2023
Kunjungi Kemendikbud, Komisi V DPRD Riau Bahas Persoalan PPDB
Kamis, 23 Februari 2023
Disdik Gelar Pelatihan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SD Se-Kota Pekanbaru

Advertorial lainnya ...
Kamis, 25 April 2024
Rekomendasi HP Samsung Terbaik di Harga 2 Jutaan, Apa Saja?
Sabtu, 20 April 2024
7 Keunggulan Samsung Galaxy S23 Ultra, Dapatkan di Blibli
Kamis, 29 Februari 2024
Telkomsel dan ZTE Wujudkan Pengalaman Gigabit yang Andal dan Efisien
Selasa, 20 Februari 2024
Samsung Hadirkan Galaxy S24 Series dengan Kecerdasan Software Canggih

Tekno dan Sains lainnya ...
Kamis, 18 April 2024
Ini Dia Manfaat Merawat Gigi, Yuk, Kunjungi Klinik Gigi Terdekat Sekarang!
Kamis, 22 Februari 2024
Pemula di Dunia Yoga? Inilah Panduan Cara Memilih Matras Yoga yang Tepat
Sabtu, 27 Januari 2024
Cegah Resistensi, Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak
Senin, 15 Januari 2024
14 Persiapan Penting Awal Kehamilan untuk Calon Ibunda dan Buah Hati

Kesehatan dan Keluarga lainnya ...
Kamis, 25 April 2024
Politeknik Pengadaan Nasional Beri Diskon 30 Persen untuk Anak ASN, TNI dan Polri
Rabu, 24 April 2024
UMRI Resmikan Sekolah Pascasarjana Prodi Magister Manajemen dan Kewirausahaan
Rabu, 24 April 2024
Unilak Dukung Program Literasi Digital Sektor Pendidikan bagi Gen Z
Sabtu, 06 April 2024
Rangkaian Ramadan Ceria Umri Berakhir, 5.000 Orang Terima Manfaat

Kampus lainnya ...
Rabu, 03 Mei 2023
Kompilasi Semarak Silaturahmi Satu HATI, CDN Bangkinang Santuni Anak Yatim
Rabu, 05 April 2023
Safari Ramadan, PT Musim Mas Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin
Selasa, 04 April 2023
Telkomsel Siaga Rafi Sumbagteng Salurkan CSR untuk Panti Jompo bersama Dompet Dhuafa Riau
Jumat, 03 Maret 2023
Tingkatkan Kesehatan dan Budaya Lokal, Bank Mandiri Serahkan Bantuan ke Posyandu dan Grup Rebana

CSR lainnya ...
Jumat, 09 Februari 2024
Lika-liku 7 Perjalanan Asmara Ayu Ting Ting hingga Tunangan dengan Anggota TNI
Minggu, 28 Januari 2024
Huh Yunjin Bak Sehati Dengan Han So Hee Kala Cuma Pakai Dalaman Di Trailer LE SSERAFIM
Sabtu, 27 Januari 2024
Gigi Hadid dan Bradley Cooper Tak Sungkan Perlihatkan Kemesraan
Rabu, 24 Januari 2024
Park Ji-hyun Ungkap Persiapan Membinangi Drama Terbarunya

Selebriti lainnya ...

Mutiara Merdeka Hotel - April 2024
Terpopuler

04

Selasa, 23 April 2024 11:29 WIB
Edarkan Sabu, Pasutri di Pekanbaru Dibui
Iklan CAKAPLAH
Foto
Rabu, 09 Oktober 2019
Jadi Pimpinan DPRD Siak Dari Partai PAN, Ini Sosok Fairuz
Rabu, 09 Oktober 2019
Indra Gunawan Akan Berjuang Untuk Masyarakat dan Loyal Terhadap Partai
Rabu, 09 Oktober 2019
Ternando Jadi Anggota DPRD Siak Termuda dan Suryono Terpilih Dengan Suara Terkecil
Rabu, 09 Oktober 2019
Reaksi Pimpinan DPRD Siak Terkait PTPN V Buang Limbah Sembarangan

Parlementaria Siak lainnya ...
Senin, 14 Agustus 2023
Pengurus Masjid Nurul Ikhlas Kubang Minta Tunjuk Ajar ke Wagubri
Sabtu, 12 Agustus 2023
Gebyar Kandis Bersholawat Bakal Dihadiri Ribuan Jemaah NU
Senin, 31 Juli 2023
Mualaf Riau Butuh Pembinaan, Begini Caranya...
Sabtu, 29 Juli 2023
Mantan Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi Turut Saksikan Pengukuhan Pengurus Masjid Al-Hamidah Rejosari

Religi lainnya ...
Rabu, 13 Maret 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Harapkan Kinerja ASN Maksimal Selama Bulan Ramadan
Jumat, 08 Maret 2024
Pemko Pekanbaru Sudah Tetapkan Jam Kerja ASN Selama Ramadan 1445 H
Rabu, 28 Februari 2024
Pemko Pekanbaru Masih Tunggu Juknis Pusat Terkait Seleksi CPNS dan PPPK
Selasa, 27 Februari 2024
Kepala BKPSDM Dampingi Pj Walikota Terima Penghargaan Anugerah Kualitas Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Tahun 2023

Galeri Foto lainnya ...
Indeks Berita
www www